Bintari Saptanti tak pernah membayangkan sama sekali soal jualan online. Jangankan bikin akun, buka email saja perempuan beranak lima ini tak sanggup. ‘’Saya ini gaptek, kalau buka email pasti minta tolong anak saya. Apalagi mau jualan online. Gak kebayang sama sekali,’’ ungkap pemilik Bakmi Sundoro ini, Kamis (25/8) lalu.
Tempat usaha miliknya berada di ruko berukuran kecil di kawasan pertokoan Jatisari BSB, Ngaliyan, Semarang. Lantai bawah ruko dijadikan pabrik pengolahan mi, sedangkan lantai dua jadi kantor marketing.
From zero to hero. Itulah yang terjadi pada Bakmi Sundoro. Bermula dari usaha warung bakmi jawa khas Jogja, nasib Bakmi Sundoro berubah total saat pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Kebijakan lockdown di ibukota Jakarta, membuat warung bakmi Sundoro terpuruk. Semua tempat usaha saat itu dilarang buka, dan jadi pukulan telak yang berimbas pada berhentinya operasional warung bakmi.
‘’Saat itulah, saya ketemu Blibli.com, ditawari berjualan online. Mas Samsul (Brand Relation Officer Blibli-red) bahkan membuatkan akun, bantu posting foto-foto bakmi di jendela Bakmi Sundoro yang ada di Blibli.com,’’ ungkap Bintari, yang menjabat co-founder Bakmi Sundoro.
Bintari Saptanti, co-founder Bakmi Jogja Sundoro.
Berkat dukungan dan bimbingan yang intens dari pihak Blibli, penjualan bakmi Sundoro terdongkrak naik. Bintari tak menyangka, jika bakmi miliknya disukai pembeli dari berbagai daerah di Tanah Air, bahkan hingga Papua. Bahkan, pembeli yang berminat jadi reseller pun berdatangan.
‘’Awalnya produk kami berupa frozen (mi beku). Ternyata banyak kendala, mulai dari kebutuhan freezer hingga kendala waktu pengiriman melalui jasa kurir. Blibli usul bakmi dibuat kering agar bisa dikirim ke mana saja, tanpa takut basi. Tapi kendalanya, harga mesin pengering sangat mahal, kami tak mampu beli. Rembukan sama suami, kami akhirnya mampu mengeringkan mi tanpa harus digoreng atau pakai mesin mahal. Cukup dikeringkan dioven, agar kadar air berkurang,’’ paparnya.
Cara itu berhasil. Bakmi Sundoro yang sudah disertifikasi Badan POM, SNI dan sertifikasi halal dari MUI, dinyatakan sehat dan aman bagi penderita diabetes karena rendah kandungan gula. Begitu pula kemasan kian dipercantik. Dari semula plastik biasa, berganti ke kemasan plastik ramah lingkungan berstandar US FDA (United States Food and Drug Administration/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat).
Penggunaan kemasan ramah lingkungan itu pun berkat sentuhan Blibli. ‘’Dengan produk ramah lingkungan yang telah berstandar FDA, maka produk bakmi Sundoro bisa melenggang bebas jika dijual atau diekspor ke mancanegara, termasuk AS,’’ kata Samsul Arif, Brand Relation Officer Blibli.com.
Dengan kemasan itu, bukan saja memenuhi pasar domestik, Bakmi Sundoro bahkan telah merambah pasar mancanegara, mulai dari Singapura, Malaysia, Hongkong, Australia hingga Swiss. ‘’Belum ekspor, untuk sementara ini kami baru melayani order pembeli kami di sana,’’ ujar Bintari, keturunan ke-7 Sri Sultan Hamengkubuwono II ini.
Di dalam negeri, Bakmi Sundoro telah hadir di 480 toko dan pasar swalayan, dengan penjualan terbesar berada di kawasan Jabodetabek. Di Jogja, yang menjadi kampung asal Bintari, Bakmi Sundoro tercatat memiliki pasar khusus, dan sukses menembus toko swalayan terbesar di kota gudeg tersebut.
‘’Penjualan kami sebulan rata-rata 800 karton isi 32 buah, dari total kapasitas produksi yang mampu mencapai 1.400 karton,’’ imbuhnya, yang mengambil brand Sundoro dari nama kecil Sri Sultan HB II.
Bintari kini mengaku jatuh cinta pada berjualan online. Apa yang membuatnya jatuh cinta? ‘’Jejak digitalnya itu. Jejak digital di dunia maya tak bisa terhapus. Itu yang membuat kami mudah mencari SEO untuk produk kami. Dulu kalau googling Bakmi Sundoro, yang muncul pasti nama gunung Sindoro, tapi kini pasti akan bermunculan nama Bakmi Sundoro dan Blibli.com,’’ tambah perempuan bergelar bangsawan Raden Nganten ini, bersemangat.
Beragam keuntungan diperoleh para mitra UMKM Blibli. Selain promo, Blibli juga memberi layanan notifikasi kepada setiap user, seller, maupun buyer.
‘’Setiap kali kita klik, pasti muncul notifikasi di layar ponsel kita. Itu jejak digital yang saya suka dari Blibli, membuat produk Bakmi Sundoro makin dikenal luas konsumen,’’ tandasnya.
Bahkan, tanpa dinyana pula, Bakmi Sundoro muncul dalam siaran sebuah stasiun radio swasta. ‘’Padahal, saya gak pasang iklan di radio itu, tiba-tiba diberitahu pihak Blibli kalau produk saya disiarkan radio, bener-bener gak nyangka,’’ tambah Bintari, dengan nada riang.
Bukan hanya itu, beragam pameran pun ditawarkan kepada pelaku UMKM untuk berpartisipasi. Bahkan dia pernah ditampilkan Blibli dalam sebuah podcast bareng Kaesang Pengarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo.
‘’Yang bikin saya surprise saat Bakmi Sundoro dimasukkan dalam Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia bersama beragam produk UMKM unggulan dari berbagai daerah di Tanah Air,’’ pungkasnya, dengan wajah sumringah.
Ongkir Murah Meriah
Dahsyatnya jejak digital juga dirasakan oleh Aji Akbar Titimangsa, pemilik usaha furnitur berlabel Uwitan, yang berlokasi di Gamping, Sleman, Jogjakarta. Sejak bergabung dengan marketplace itu pada 2017 lalu, dia merasakan produknya kian dikenal luas konsumen.
‘’Orang jadi makin kenal dan order setelah berselancar di Blibli, banyak yang suka dengan produk furnitur minimalis buatan kami,’’ ungkap pria 37 tahun ini, yang memulai bisnis online lewat media sosial.
Bagi Aji, ongkos kirim (ongkir) menjadi salah satu kendala bagi pelaku usaha yang berjualan online. Kadang, calon konsumen batal membeli, karena ongkir yang relatif mahal.
"Dulu, pas kita kirim barang melalui jasa kurir, ongkirnya mencapai Rp 2 juta, padahal harga furnitur yang dibeli gak sampai Rp 5 juta. Jelas, untungnya kecil, karena habis di-ongkir. Akhirnya, kita terpaksa sering cancel order, karena mahalnya ongkir,’’ ungkapnya.
Aji mengaku sangat terbantu adanya fitur Big Product dari Blibli, sehingga ongkir jauh lebih murah. ‘’Kalau dibandingkan ongkir jasa kurir, di Blibli ongkirnya murah meriah, sekitar Rp 500 ribu,’’ ujar Aji, yang dalam sebulan melayani 200 order domestik, mulai Jabodetabek hingga Papua.
Aji Akbar Titimangsa, pemilik furnitur berlabel Uwitan, di Gamping, Sleman.
Mempekerjakan 15 karyawan, Aji mengaku pihaknya hanya melayani order dari pasar domestik. ‘’Saya memang fokus melayani pasar domestik, bukan pasar ekspor. Bukan gak tertarik ekspor, tapi pasar domestik jauh lebih bagus. Saya punya prinsip, bagaimana produk lokal berjaya di negeri sendiri, toh, produk lokal dalam negeri tak kalah bagus, bahkan jauh lebih bagus dibanding produk asing,’’ tegasnya.
Dia pun sengaja memakai produk lokal yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan. ‘’Seperti kayu pinus saya ambil dari Kuningan, Jawa Barat, besi cor dari perajin di Tegal,’’ ujar pria yang membuka bisnis bareng sang istri.
Selain fitur yang memberikan kemudahan serta keringanan, Aji mengaku, Blibli juga rutin melakukan pendampingan kepada penjual. Bukan hanya memberikan saran soal peningkatan kualitas produk, Blibli juga memberikan rekomendasi tentang strategi dan target pasar agar produk kian dikenal dan dibeli konsumen.
Layanan Order Cepat Sampai
Hamidun (38), pemilik toko Nizam di Jalan Raya Batursari, Mranggen, Demak memiliki pengalaman tersendiri bermitra dengan Blibli. Pedagang kelontong yang membuka usaha sejak 2011 ini mengaku, menjadi mitra Blibli selama 4 tahun terakhir.
‘’Layanan antarnya luarbiasa cepat. Barang saya order pagi, siang sudah sampai,’’ kata Hamidun, yang melakukan pembayaran secara COD (Cash on Delivery).
Barang yang umum diorder, mulai dari produk minuman, makanan ringan, rokok, hingga token listrik, pulsa HP, serta pembayaran iuran BPJS Kesehatan dan air minum (PDAM). Untuk token dan pulsa, kata Hamidun, pembeli tak dibebani biaya tambahan.
‘’Selisih harganya lumayan antara 500 sampai seribu rupiah, dibandingkan kulakan di pasar, selain itu pastinya bebas ongkir,’’ ujarnya.
Didampingi Assistant Manager Public Relation Blibli.com, Rivan Tanjung, Hamidun (kiri) menjelaskan cara order melalui aplikasi Blibli.com.
Supervisor Area Semarang Blibli Mitra, Kahul mengatakan, bersama 20 tenaga sales, pihaknya mengakuisisi toko grosir dan kelontong di wilayah Semarang. Saat ini, terdapat 3.500 mitra UMKM yang telah diakuisisi.
‘’Selain berbagai promo, pihaknya juga memberikan diskon grosir 7 persen. Kami juga mempercepat layanan antarbarang. Paling cepat 2 jam dan paling lama 1x24 jam barang sudah diterima mitra,’’ pungkas Kahul, yang menargetkan mampu mengakuisisi 10 ribu mitra hingga akhir 2022.
Assistant Manager Public Relation Blibli.com, Rivan Tanjung mengatakan, secara nasional terdapat lebih dari 200 ribu UMKM yang bergabung dengan Blibli.
Mental Petarung
Head of Branch Blibli Jateng-DIY, Darma Habibie mengatakan, setiap mitra mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju bersama Blibli. Menurutnya, pendampingan intens dapat membantu mitra Blibli meningkatkan kualitas dan jangkauan produk.
"Kami selalu menekankan pada mereka untuk melakukan perubahan mindset. Mindset bisnis yang selama ini masih konvensional, kita ubah secara radikal untuk berbisnis secara online," ujar Habibie.
Assistant Manager PR Blibli Rivan Tanjung didampingi Brand Relation Officer Blibli, Samsul Arif menjelaskan, Blibli menyediakan beragam promo untuk para mitra UMKM, mulai dari Banner, Reguler (flashsale, blilokal, xcampaign, double date, BPD), Thematic (hari batik, hari UKM, dll. Ada pula Promo galeri kolaborasi (Bank Indonesia, Kementerian, Bangga Buatan Indonesia, Tirta Lie, bank swasta), dll.
Selain itu, para mitra UMKM juga memperoleh keuntungan, berupa pendampingan, ada rumah khusus Galeri Indonesia, gratis ongkir, free photoshoot. Keuntungan lainnya, berupa fasilitas Free Fullfilment by Blibli (titip gudang gratis), pemberian modal promosi bliklan senilai Rp5,4 juta, free kelas training (Blibli University), masuk LPSE Bela Pengadaan, dll.
Samsul Arif menambahkan, salah satu titik lemah yang harus diubah secara fundamental dari para pelaku UMKM adalah mental.
Brand Relation Officer Blibli, Samsul Arif (kiri), bersama Assistant Manager PR Blibli, Rivan Tanjung (tengah) dan pemilik Uwitan, Aji Akbar Titimangsa.
‘’Mental mereka yang umumnya gak percaya diri dan mau buru-buru untung cepat harus diubah. Kita ajarkan mereka untuk mampu mengubah mindset dan mental mereka agar mau berinovasi, bersemangat untuk maju dan punya mental petarung agar sukses berbisnis online di marketplace,’’ pungkas Samsul.
Ya, revolusi mental adalah kunci untuk mengubah para pelaku UMKM di negeri ini agar bangkit mencapai sukses yang gilang gemilang di masa depan. Revolusi mental itu, salah satunya, gencar digaungkan dan ‘’diprovokasi’’ oleh anak-anak muda di Blibli.com, untuk mengguncang (baca: mengubah) nasib para petarung lokal, sekaligus melahirkan banyak petarung dan pejuang lokal baru agar digdaya bertarung dan memenangkan pertarungan di jagat marketplace!