Ada pihak luar yang menunggangi dinamika yang
berkembang di internal Partai Golkar jelang Munas dan sengaja bikin
rusuh untuk menciptakan perpecahan.
- Bawaslu Salatiga Terima Aduan Pemasangan Bendera Parpol di Kawasan Gereja
- Tidak Ada Mantan Koruptor Yang Didaftarkan Golkar
- Pemilu 2024, KPU Sediakan Dua TPS di Lapas Batang
Baca Juga
Tudingan serius itu dilontarkan Ketua Umum Jaringan Aktivis Muda Partai Golkar, Rudolfus Jack Paskalis, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/9).
"Kalau kami cermati kasus per kasus sampai hari ini, menjelang Munas Desember 2019, muncul dugaan sangat kuat ada pihak luar yang secara sengaja ingin membuat rusuh di internal sehingga Golkar pecah," ujar Paskalis seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Paskalis melihat, modus yang digunakan hampir serupa dengan perpecahan yang terjadi di internal Golkar pada 2014 lalu. Kelompok itu menunggangi dinamika yang terjadi di internal Golkar
Modusnya hampir sama dengan 2014 saat Pak Aburizal dan Pak Agung Laksono," ujar dia,
Kelompok tersebut, kata Jack, memiliki agenda untuk membuat Partai Golkar tidak berdaya karena ditakutkan menjadi pemenang pada Pemilu 2024 mendatang. "Mereka takut sekali Partai ini akan menang di 2024, sehingga dicari upaya untuk menghancurkannya," imbuh dia.
Dikatakan Jack, mencermati kasus pelemparan bom molotov dan penggembokan kantor DPP Partai Golkar oleh sejumlah oknum yang mengaku pengurus JAM, adalah bukti kuat dugaan intervensi pihak luar tersebut.
" Karena kami tahu betul oknum-oknum yang mengaku AMPG tersebut adalah orang-orang yang sudah dipecat. Mereka sudah bukan pengurus lagi sehingga punya niat membuat rusuh. Kami pastikan kelompok ini akan kami lawan," tegasnya.
Pihaknya juga menyayangkan cara yang dipakai oleh salah satu Caketum Golkar Bambang Soesatyo yang dianggap terlalu memaksakan diri, sehingga tidak lagi mengindahkan cara-cara demokratis.
"Sikap Mas Bambang yang ngotot menyelenggarakan Munas lebih cepat adalah salah satu contoh syahwat politik yang tidak patut. Hanya karena soal jabatan di kabinet lalu memaksakan kehendak dan lagi dipakai cara-cara yang tidak elegan," ungkapnya.
Pihaknya berharap konstelasi menjelang Munas 2019 dilakukan dengan cara-cara demokratis. "Kami terus terang masih melihat kepemimpinan Pak Airlangga layak dilanjutkan dan kami tegaskan pula bahwa kami mendukung cara-cara berpolitik di Golkar dengan cara-cara yang demokratis dan beretika," tandas Jack Paskalis. [fak]
- Perekrutan 17.983 KPPS Jadi Dilema KPU Batang
- Ilyas Akbar-Tri Haryadi Borong Rekomendasi
- Diantar Emak-emak, Budi Santoso Kembalikan Formulir Pilwakot Disertai Seserahan Jemani