Isoman Pack, Inovasi Produk Kuliner Nasi Kebuli Di Tengah Pandemi Covid-19

Fatimah pemilik Jeddah Fatimah, pelaku kuliner rumahan di Semarang turut terdampak pandemi Covid-19. RMOL Jateng
Fatimah pemilik Jeddah Fatimah, pelaku kuliner rumahan di Semarang turut terdampak pandemi Covid-19. RMOL Jateng

Pelaku usaha kuliner Fatimah terlihat sibuk menata hampers nasi kebuli di sebuah rumah Jln Beton Mas 1 No 274, Tanah Mas Semarang, Minggu (25/7).


Ibu rumah tangga ini tampak mengenakan sarung tangan dan masker saat merapikan pita sebelum dihantarkan. Dikenal dengan Isoman Pack berisi nasi kebuli mini 3-4 porsi beserta lauk daging sapi semur, acar, kerupuk dan telur bacem.

"Sebenarnya paket hampers adalah produk baru yang muncul selama pandemi Covid-19 untuk meningkatkan penjualan. Isoman Pack untuk masyarakat yang sedang isoman agar tetap bisa merasakan kuliner khas Koja dan bersemangat sembuh," ujar Fatimah pemilik usaha Jeddah Fatimah. 

Paket hampers kebuli mini hadir untuk mengirim sanak saudara pelanggan yang sedang isolasi mandiri (isoman). Sedikit kilas balik, Fatimah memulai usaha sejak 2018 berawal dari pesanan rekan atau saudara dekat. Lambat laun racikan nasi kebuli buatannya mulai dikenal hingga pesanan pun membludak. Resep nasi kebuli ini turun temurun dari keluarga Fatimah asli Pekojan Koja Semarang. Aroma khas dan citarasa bumbu yang melekat di lidah membuat nasi kebuli Fatimah sering dipesan pelanggan untuk perayaan ulang tahun, arisan dan sebagainya. 

Dari membuka usaha hingga sekarang, Fatimah hanya menggunakan promosi antar pelanggan dan daring untuk memasarkan jualannya. Meski begitu, Fatimah menyediakan ruang tamu jika ada pelanggan yang ingin bersantap di tempat. 

"Selain via aplikasi online, pelanggan bisa makan di rumah sebelum ada Covid," terangnya lagi. 

Usaha rumahan yang mulai menanjak pun terusik pandemi Covid-19. Saat itu, Fatimah melanjutkan, sekitar 50-60 porsi nasi kebuli yang disiapkan habis terjual. "Selama masa pandemi turun hingga 25% bahkan saat PPKM ini makin drop hingga 50% saja," terangnya. 

Dia memprediksi, masyarakat sedang berhemat dalam situasi seperti ini dan penutupan jalan memberikan pengaruh terhadap driver untuk mengambil pesanan. Di samping itu, dia juga sempat tidak berjualan dan menerima pesanan karena warga di sekitarnya mulai terpapar Covid-19. 

Fatimah yang memiliki hobi kuliner dan olahraga ini berharap, agar pandemi Covid-19 segera lalu dan bisa berjualan kembali.