Upaya melestarikan dan memperkenalkan budaya batik saat ini juga dilakukan oleh generasi muda. Keberadaan batik tulis tetap eksis dan tidak tergusur dengan produksi batik cap (printing) diproduksi skala besar.
- Angin Segar Bagi Para Petani, Wamentan Sudaryono Hapus Kartu Tani
- Kemnaker Jajaki Kerjasama Vokasi Dengan GSD Spanyol
- Even Solo Great Sale 2021 Kembali Digelar
Baca Juga
Dian Nutri Justisia (42), salah satu sosok ingin memperkenalkan kembali batik terutama batik tulis belakangan mulai meredup. Dia berupaya keras agar batik tulis di Indonesia tidak punah.
Terlahir dari keluarga pembatik, Dian berupaya keras menciptakan batik modern dengan desain minimalis dan menyasar anak-anak muda. Belajar dari ibu dan juga neneknya yang seorang pembatik, dirinya menghadirkan motif berbeda dari sebelumnya dan pastinya disukai generasi muda.
Batik milik Dian diberi nama Shiroshima merupakan batik tulis dihasilkan dari buah karya para pembatik. Saat ini masih mempertahankan batik buatan tangan karena ingin mempertahankan teknik tradisional dan menjangkau lebih banyak pembatik.
“Kalau batik printing, pembuatannya cepat sekali. Saya pikir, saya harus mempertahankan teknik tradisional, karena ingin menjangkau lebih banyak pekerja untuk menghasilkan income bulanan mereka," jelas Dian, Kamis (14/9).
Produk dan desain batik miliknya sudah mengikuti pameran di sejumlah negara seperti Jepang dan Perancis, serta dipasarkan ke Malaysia, Korea dan Hong Kong.
Usahanya makin berkembang setelah menjadi anggota binaan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Sejumlah pelatihan telah dijalani seperti manajemen produksi, penataan ruang produksi, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia dan lain-lain.
"Ke depannya, saya berharap batik akan lebih dikenal banyak orang, dan bisa menjangkau pasar mancanegara," pungkasnya.
- Pertamina: Ada Jerat Pidana Bagi Oknum Penyalahgunaan BBM Subsidi
- Purbalingga Ekspor Gula Kelapa 150 Ton Ke Amerika Serikat
- Sekitar 4.000 Ton Pupuk Urea Bersubsidi di Rembang Mubazir?