Ingin Masuk SMA Negeri, Modus Titip KK Marak Di Kota Salatiga

Ilustrasi
Ilustrasi

Sistem Zonasi sebagai syarat masuk SMA Negeri membuat celah untuk orang tua berbuat curang. Berbagai cara ditempuh yang salah satunya menitipkan nama anak ke dalam Kartu Keluarga (KK) yang berdomisili berdekatan dengan sekolahan.


Hal ini sepertinya bukan lagi menjadi rahasia. Di Kota Salatiga saat ini juga menjadi perbincangan modus titip KK tersebut.

Untuk diketahui, syarat menentukan agar bisa masuk Sekolahan incaran adalah Sistem Zonasi. Yakni, Sekolahan mengutamakan penerimaan siswa berdasarkan jarak atau radius lokasi rumah siswa dengan sekolah.

Apabila jarak rumah siswa dekat dari sekolah, ia berhak memperoleh layanan pendidikan dari sekolah. Siswa memiliki hak untuk bersekolah dengan jarak yang dekat.

Dari penelusuran RMOLJateng, tidak sedikit anak-anak yang sebenarnya mengikuti domisili orang tua berada jauh dari Kota Salatiga, namun karena ingin bersekolah di sekolahan negeri di Salatiga berlomba-lomba memasukkan anak ke kerabat yang berada terdekat dengan Sekolahan dituju.

"Anak saya ingin masuk SMA Negeri 1 Salatiga. Rumah sebenarnya di Pabelan, Kabupaten Semarang. Tapi karena dari awal ingin masuk SMA Nageri, KK anak saya titipkan ke kerabat di Salatiga sejak tahun lalu," kata TS warga Kabupaten Semarang, Senin (26/6).

Aruran Zonasi tersebut awalnya pemerintah ingin pemerataan, namun syarat Zonasi tersebut justru merugikan warga asli Salatiga.

Nina (49), warga Blotongan, Salatiga misalnya. Ia merasa dirugikan dengan sistem zonasi. Sebagai warga asli Salatiga, justru anaknya tidak bisa bersekolah di SMA Nageri Salatiga.

"KK anak saya ikut saya di Blotongan, saya warga asli Salatiga. Justru karena yang sistem zonasi ini, si anak ingin SMA Nageri katakan lah SMA Nageri 1, tapi jarak sekolahan dengan rumah saya sekitar 5 kilometer. Tapi, apa yang terjadi, dari keterangan para guru di SMA itu menyebutkan, banyak anak-anak dari luar Salatiga, modusnya dari tahun kemarin masuk KK kerabat atau temen agar bisa masuk SMA Nageri incaran," ungkap Nina kesal.

Nina tak bermaksud menomorduakan sekolahan swasta. Namun keinginan untuk bisa menyekolahkan anak di Negeri justru dihambat dengan sistem dianggapnya tidak adil.

"Coba lihat saja, banyak KK anak-anak yang belum setahun dibuat untuk kebutuhan masuk SMA Nageri incaran di Salatiga. Saat ini, saya masih pusing untuk mencarikan sekolahan terbaik karena Negeri sudah tidak mungkin, mau tidak mau larinya ke swasta," imbuhnya.

Sebagai informasi, secara statistik provinsi Jawa Tengah SMA Negeri 2 Salatiga kompetensi umum terendah dengan jarak 166 meter tertinggi 3511 m dan rata-rata 1753 m.

Sedangkan untuk SMA Negeri  3 Salatiga kompetensi umum terendah dengan jarak 196 meter tertinggi 1906 m dan rata-rata 1188 m.

Untuk SMA Negeri 1 Salatiga kompetensi terendah dengan jarak terendah 74 meter, tertinggi 2006 meter dan rata-rata 1101 meter.

Terpisah, Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Salatiga Suyitno saat dikonfirmasi mengakui tiap tahun menemukan kasus anak titip KK untuk bisa masuk SMA favorit.

"Banyak sedikit itu relatif 'ya'. Tapi, secara hukum titip KK itu tidak salah dan tidak menyalahi aturan yang berlaku. Sementara, kami dari sekolahan pun juga tidak bisa berbuat apa-apa. Sepanjang dokumen anak sudah lengkap 'ya' kami memprosesnya," ujar Suyitno, yang bisa 'membaca' KK anak titipan atau tidak berdasarkan rumus yang ia pelajari.

Ia pun menilai, sistem zonasi sebenernya sangat bagus karena si anak tidak lagi dipusingkan untuk mencari sekolahan terdekat dengan rumah. 

Namun yang ia anggap 'kelewatan' adalah orang tua yang memanfaatkan sistem zonasi dengan memindahkan KK anak.