Inflasi di Kabupaten Magelang Masih Terkendali

Tingkat inflasi di Kabupaten Magelang terkendali. Situasi ini berkat kerjasama antar lembaga, baik TNI, Polri, BPS, Bulog, Dinas Perdagangan serta Dinas Pertanian dan Pangan.


"Angka inflasi di Indonesia saat ini berada di angka 5,59. Sedangkan di Kabupaten Magelang masih terkendali karena diterapkannya beberapa langkah antisipasi," ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto, usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah secara virtual di Ruang Command Center Setkab Magelang, Senin (24/10).

Diantaranya mengalokasikan dana BTT (belanja tidak terduga) untuk Bansos atas dampak kenaikan BBM. 

"Dana itu kita bisa memberi kontribusi agar inflasi tetap terkendali," ujarnya.

Merujuk data dari Badan Pusta Statistik (BPS), inflasi di Jawa Tengah terjadi di enam daerah. Diantaranya Cilacap, Purwokerto, Kudus, Kota Surakarta, Kota Semarang, dan Kota Tegal.

Sesuai arahan BPS, Purwokerto menjadi terhadap angka inflasi di Kabupaten Magelang. Karena ada kemiripan karakteristik perekonomian di dua daerah itu.

"Angka inflasi di Purwokerto cukup baik. Jadi angkanya turun dan cukup bagus di bulan September ini," jelas Adi.

Inflasi ini, lanjut Adi, akan sangat berdampak pada ketersediaan bahan pangan dan bahan pokok sehingga nilai atau harganya mengalami kenaikan dan mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk kenaikan harga BBM.

"Jangan sampai nanti daya beli masyarakat lemah dan harapan kita kelompok-kelompok tertentu bisa mendapatkan Bansos seperti kalangan transportasi, peternak, petani ikan," katanya.

Terkait adanya inflasi, Adi mengimbau masyarakat Kabupaten Magelang yang memiliki karakteristik pada pertanian. Melihat hal ini, diharapkan untuk terus meningkatkan produksi hasil-hasil pertanian, baik pangan atau komoditas yang lain.

Masyarakat memiliki halaman terbatas bisa memanfaatkan sistem hidroponik, memanfaatkan polibag dan sebagainya.

"Paling tidak bisa memproduksi sendiri, seperti menanam cabai dan tanaman yang lain," imbau Adi.