Seminar Nasional bertema “Menguatkan Peran Pesantren dalam Prespektif Keislaman dan Kebangsaan” dilaksanakan di Gedung Assalaam Center Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo Jawa Tengah.
- Bangunan Diduga Tak Sesuai Spek, Wali Kota Salatiga Justru Siapkan 3 Miliar untuk IPAL
- Meski Tengah Digeber Perbaikan, Ditlantas Polda Jateng Tetap Siapkan Rute Alternatif Mudik
- Kecewa dengan UMK 2022, Serikat Pekerja Batang Curhat ke Bupati
Baca Juga
Seminar digelar dalam rangka memperingati 41 tahun, Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Sukoharjo.
Seminar ini menghadirkan unsur pemerintah dan 2 ormas terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah. Pembicara inti adalah Menkopolhukam Mahfud MD, dan pembicara panel, Direktur Pendidikan Dhiniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI Waryono.
Kemudian dari Pengurus PB Nahdhatul Ulama, Abdul Ghofur Maimoen, dan Pengurus PP Muhammadiyah Hanif Nurcholis.
Dalam materinya, Mahfud MD sebagai alumni pesantren menyampaikan ada dua peran penting pesantren. Yakni peran revolusioner dan peran evolusioner.
Dulu tak terbayangkan bahwa anak pesantren akan menjadi pemimpin, seperti Abdurahman Wachid (Gusdur) Presiden RI ke tiga.
Demikian juga dengan Wakil Presiden RI saat ini Ma'ruf Amin adalah alumni pesantren. Termasuk para mentri banyak juga yang alumni pesantren.
"Islam dan Pesantren cukup diperhitungkan di Indonesia," papar Mahfud MD, Sabtu (12/8).
Direktur Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam, Uripto M. Yunus sampaikan pesantren sendiri merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pesantren mempunyai peran penting dalam Kemerdekaan Indonesia.
"Pesantren Assalaam juga senantiasa berikhtiar untuk menjaga Islam dan Indonesia" lanjut Uripto M. Yunus.
Ditambahkan Uripto Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam merupakan pesantren dengan 2200 santri yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia.
Dengan berbagai karakter yang menyatu dalam kehidupan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam.
- Cegah Longsor, Sungai Klawing Disodet
- 1.000 Dosis Vaksin Pertama Habis Dalam 30 Menit
- Damkar Gunakan BTT Sebesar Rp1,9 Miliar Guna Perbarui Peralatan Pemadaman
