Hong Kong Hadapi Panic Buying Karena Terapkan Lockdown

Hong Kong menghadapi panic buying setelah otoritas pengumumkan penguncian lantaran lonjakan kasus Covid-19.


Mulai Selasa (1/3), Hong Kong memberlakukan penguncian selama sembilan hari, dengan seluruh 7,4 juta penduduk akan menjalani tes Covid-19 massal, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Para pejabat berencana untuk menguji orang tiga kali selama sembilan hari. 

Dari laporan South China Morning Post, orang-orang telah mengosongkan supermarket dan apotek.

Kepala Eksekutif Carrie Lam mengimbau masyarakat agar tidak menjadi korban rumor dan menghindari ketakutan yang tidak perlu. Ia juga menegaskan pasokan makanan dan barang tetap normal.

Selama penguncian, mereka yang membeli makanan, mencari perawatan medis, dan operasi sosial akan menjadi pengecualian.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, harus tetap waspada dan memperhatikan informasi yang disebarluaskan oleh pemerintah agar tidak disesatkan oleh rumor," kata Lam.

Terlepas dari imbauannya, orang-orang tampak mengantre untuk masuk ke apotek dan bank di seluruh kota. Sementara jalan-jalan dan pusat perbelanjaan di jantung distrik keuangan sangat sepi pada jam makan siang yang biasanya sibuk.

Hong Kong telah mengalami lonjakan infeksi virus corona sekitar 34 kali menjadi lebih dari 34.000 pada Senin (28/2), dari lebih dari 100 pada awal Februari.