Hindari Pembelokan Sejarah, Makam Palsu Dibongkar Di Beberapa Daerah Jawa Tengah

Pembongkaran Makam Palsu Di Beberapa Daerah Jawa Tengah. Tangkapan Layar Video Medsos Arga Balarama
Pembongkaran Makam Palsu Di Beberapa Daerah Jawa Tengah. Tangkapan Layar Video Medsos Arga Balarama

Pemalang - Keberadaan makam palsu marak terungkap melalui media sosial dan membuat keresahan karena bisa mengaburkan sejarah dan menimbulkan pertentangan dalam masyarakat.

Pegungkapan ini sudah dilakukan beberapa bulan terakhir. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah pada September 2024, Di Desa Rowosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Saat itu sebuah bangunan makam, yang diduga tempat peristirahatan terakhir seorang habib, dibongkar warga.

Makam dengan bangunan permanen yang megah dan terlihat dominan di antara makam lain yang ada di Taman Pemakaman Umum (TPU) desa itu pun hancur.

Pembongkaran ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, warga telah mengajak pihak yang mengklaim bertanggungjawab atas makam tersebut untuk bermusyawarah.

Hasil kesepakatan dari pertemuan tersebut pihak pembangun diminta untuk melakukan pembongkaran sendiri makam hingga waktu yang disepakati yakni 15 September 2024. Jika gagal, maka warga akan membongkar paksa makam tersebut. 

Walhasil, sampai tenggat waktu yang disepakati tak tampak ada tada-tanda pembongkaran dari pihak yang bertanggungjawab atas makam tersebut.

Dengan kawalan aparat keamanan, akhirnya warga mendatangi tempat yang disebut makam Habib Amir bin Yahya tersebut. Bangunan makam permanen yang berdiri megah itu pun hancur dibongkar warga secara gotong royong, meski tanpa menggunakan alat berat.

Sebelumnya, kejadian pembongkaran makam fiktif serupa juga terjadi di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Akun TikTok @ArgamaBalarama membagikan video berdurasi 6 menit perihal aksi pembongkaran makam di Wonosobo ini.

Pemilik akun yang sama menulis caption, “Rabu 28 Agustus, makam wali abal-abal Kali Chutang dibongkar oleh pemerintah dan masyarakat."

Kemudian ia menambahkan pernyataan, “Setidaknya 78 klaim makam ba’alawi di desa Ngalian, Wadaslintang, Wonosobo dibongkar seusai rapat bersama."

Arga Balarama, pemilik akun yang juga salah satu tim pembongkar makam, menyatakan bahwa pembongkaran dilakukan untuk menghindari pembelokan sejarah. “Karena banyak warga yang meragukan kebenaran makam tersebut adalah makam ulama atau wali di desa Ngalian,” ungkapnya.

Lebih lanjut Arga menjelaskan bahwa sebelum melakukan pembongkaran telah dilakukan proses kajian yang panjang terhadap banyaknya makam yang diduga abal-abal tersebut. “Kami menerjunkan petugas untuk melakukan serangkaian penelusuran dan interpretasi terhadap fakta-fakta yang ada,” jelasnya.

Berita sebelumnya dapat dibaca pada tautan berikut:

Pembongkaran Makam Palsu Di Mojokerto Dan Ngawi

Berbagai upaya dilakukan hingga sampai pada kesimpulan bahwa puluhan nisan yang berada di Kali Chutang tersebut adalah makam fiktif.

Masih serupa dari kebanyakan penemuan makam fiktif, bahwa alasan pendirian makam-makam tersebut hanya berdasarkan pendekatan spiritual, tanpa didukung kajian ilmiah dan bukti keterikatan sejarah yang telah ada.

Selain tidak diketemukannya sumber silsilah yang valid untuk menyatakan keabsahan nama-nama yang tercantum dalam nisan makam fiktif, Arga juga menegaskan tidak ditemukannya catatan sejarah yang meyakinkan atas keberadaan makam tersebut. 

“Dari hasil penelurusan, kami tidak menemukan catatan sejarah atau dokumen kuno yang mendukung klaim bahwa makam-makam tersebut adalah cagar budaya,” tegas Arga.