Hepatitis Misterius Masuk Indonesia, DKK Himbau Warga Semarang Waspada

Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan jika hingga saat ini belum ditemukan kasus hepatitis misterius di Kota Semarang. Meski demikian, penyakit yang menyerang organ hati ini sudah masuk ke Indonesia.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan meski kasus tersebut belum masuk ke Semarang, namun pihaknya tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan menjaga kesehatan tubuh serta lingkungan.

Hakam menyampaikan jika saat ini pihaknya juga langsung turun ke lapangan untuk melakukan edukasi kepada masyarakat. 

Hal ini dilakukan semenjak adanya surat edaran sari Kementerian Kesehatan tentang kewaspadaan diri terhadap munculnya kasus hepatitis akut misterius ini.

“Kami jadwalkan kegiatan edukasi tentang hepatitis akut misterius tersebut untuk masyarakat,” kata Hakam, Jumat (13/5).

Hakam meminta masyarakat untuk sigap jika diketahui mengalami gejala yang mengarah pada penyakit hepatitis misterius ini. 

Masyarakat bisa langsung menghubungi Puskesmas terdekat atau bisa lapor melalui telepon 11 2500 132 untuk mendapatkan penanganan petugas medis.

“Kalau ada gejala itu langsung bawa ke faskes jangan sampai terlambat jadi bisa tertangani, karena hampir sebagian besar penyakit infeksi gejalanya mirip,” ujarnya.

Gejala hepatitis akut misterius ini berhubungan dengan sistem pencernaan mulai dari mual, muntah, diare, demam hingga mata tubuh mengalami kuning. 

Pasien dengan gejala tersebut perlu diperiksa untuk memastikan apakah mengidap hepatitis A, B, C, D, atau E. Jika hasil pemeriksaan negatif, dimungkinkan masuk hepatitis misterius. 

"Ternyata, ada peningkatan enzim transaminase, SGOT SGPT meningkat yang mungkin menjadi suspek hepatitis akut yang belum ditemukan obatnya," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Hakam menyebutkan jika hepatitis akut misterius ini banyak menyerang anak dibawah usia 18 tahun. 

Dari informasi yang berkembang di media sosial, menyebutkan hepatitis misterius berkaitan dengan vaksinasi Covid-19 jenis Astrazeneca. Adapun, anak-anak khususnya di Semarang mendapatkan vaksin jenis Sinovac. 

Namun, Halam meluruskan bahwa bahan dari vaksin jenis astrazeneca berbeda dengan penyebab virus hepatitis misterius ini. Astrazeneca sudah melalui metode yang dilakukan beberapa pakar. Sehingga, adenovirus tidak bisa melakukan replikasi di dalam tubuh seseorang. 

"Kalau kita berbicara mengenai yang rekombinan yang ada di astrazeneca itu adalah tipenya cadok tapi yang di hepatitis misterius adalah tipe 41," tuturnya. 

Hakam tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tidak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan 

seperti mencuci tangan dan memakai masker. Masyarakat juga diimbau tidak membuang sampah diaper sembarangan. Makanan juga harus higenis dan dipastikan dimasak dengan matang. 

“Prokes tetap harus jalan, pola hidup sehat juga terus dijalankan,” imbaunya.