HDCI Tepis Stigma Arogan Bagi Pengendara Motor Gede

Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) melaksanakan Pelantikan Pengurus Pusat (PP) HDCI masa bakti 2023-2028 di Semarang. Dalam acara ini, Ketua Umum HDCI yang secara resmi terpilih pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali pada 27-28 Januari lalu, Ahmad Sahroni hadir di acara Pelantikan sekaligus Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pelantikan Pengurus Pusat HDCI di Hotel Padma Semarang, Sabtu (4/3).


Dalam acara tersebut dihadiri oleh 750 anggota dan 250 perwakilan penerima mandat. Saat ini HDCI merupakan salah satu klub motor terbesar di Indonesia. Bahkan saat ini HDCI sudah memiliki 71 Pengurus Daerah (Pengda) dan Pengurus Cabang (Pengcab), serta terdapat 3 yang berada di luar negeri.

“Hari ini saya melantik kepengurusan baru HDCI setelah melalui serangkaian Munaslub yang sangat demokratis. Maka dari itu, dengan amanah yang luar biasa besar, saya bersama seluruh pengurus yang ada saat ini berkomitmen untuk membawa HDCI menjadi klub motor yang dapat memberi manfaat bagi para anggota sekaligus masyarakat luas. HDCI akan menjadi wadah terbuka bagi para member untuk menyalurkan hobi, networking, serta mengembangkan diri,” kata Sahroni.

Sahroni juga menyoroti terkait tantangan-tantangan yang dihadapi oleh HDCI sebagai klub motor besar, terutama terkait stigma arogan yang melekat pada para pengendara motor besar. Dirinya menilai stigma tersebut melekat karena masyarakat terkadang memang mengalami aksi serupa dari pengendara motor besar di jalan. Dan Sahroni memastikan, HDCI tidak akan membiarkan para anggotanya melakukan aksi tersebut.

“Di kepengurusan kali ini, kita (HDCI) diuji untuk benar-benar menjadi klub motor yang humanis dan tidak arogan. Seperti ketika baru terpilih, saya langsung dapat challenge tentang wacana motor masuk jalan tol, yang dengan tegas saat itu juga saya tolak. Kita akan hindari seluruh aktivitas-aktivitas yang mengandung unsur arogan, tidak bermanfaat, dan mencoreng asas keadilan sosial,” paparnya.

Maka dengan semangat yang luar biasa bersama para pengurus dan seluruh anggota, Sahroni memiliki komitmen untuk merubah stigma tersebut dengan aksi-aksi nyata. 

“Kegiatan HDCI ke depan akan berfokus pada hal-hal yang positif dan berdampak baik bagi seluruh anggota dan masyarakat. HDCI juga akan benar-benar pastikan untuk jadi yang terdepan terkait ketaatan pada aturan lalu lintas. Jadi doakan kami untuk berikan yang terbaik di kepengurusan ini. HDCI hebat, makin merekah!,” tuturnya.

Disinggung tentang kasus pegawai pajak yang tengah viral dengan mobil serta motor mewahnya, Sahroni menanggapi memang seharusnya sangat tidak wajar jika seorang pegawai negeri sipil (PNS) memiliki motor Gede. Namun jika orang tersebut bisa melaporkan pajak dan mempertanggungjawabkannya, menurutnya sah-sah saja.

“Kalau dia bisa mempertanggungjawabkan harta yang dimiliki atas apa yang di laporkan menurut saya sah-sah saja,” ucapnya.

Ia menghimbau juga kepada semua komunitas motor atau mobil mewah untuk tertib administrasi dan juga tertib pajak. Bahkan untuk HDCI sendiri ia meminta kepada smeua pengurus untuk bisa bermanfaat untuk masyarakat sehingga tidak hanya menjadi anggota klub motor semata.

“Yang ingin bergabung harus ikuti aturan di HDCI dan bergabung tidak hanya bergabung tapi harus bermanfaat dan saya tidak mau meng eksklusif kan diri,” pungkasnya.