Bubur Samin khas Banjir, Kalimantan Selatan menjadi salah satu khas bulan suci Ramadan di Kota Solo.
- Kirab Mapag Wulan Siyam Tradisi Sambut Ramadan di Lereng Muria
- Jelang Tradisi Lebaran Ketupat, Harga Kelapa di Pasar Tradisional Blora Tembus Rp35.000,00/Buah
- 16 Kelompok Kesenian Salatiga Terima Dana Hibah
Baca Juga
Ya, bubur ini dibagikan gratis sebagai menu takjil berbuka puasa di Masjid Darussalam di Jalan Gatot Subroto 161, Solo.
Menariknya, berbagi Bubur Samin ini sendiri merupakan tradisi turun temurun dari masyarakat keturunan Banjar, yang sudah menetap puluhan tahun di kota Solo.
Sebagian besar warga Banjar tinggal di Kampung Jayengan Kidul RT 3 RW 8, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan membuat bubur khas asli kuliner Banjar yang dibagikan untuk masyarakat umum.
Biasanya usai Sholat Ashar, masyarakat banyak yang antri sambil membawa wadah untuk mendapatkan bubur yang di masak setiap bulan Ramadahan dan pada setiap tanggal 10 Muharram.
Setiap harinya takmir masjid Darussalam membagikan bubur lebih dari ribuan porsi baik warga maupun jamaah yang berbuka di Masjid Darussalam Jayengan. Dalam sekali masak bisa menghabiskan beras sekitar 50 kilogram.
Sekilas bubur ini tidak berbeda jauh dengan bubur pada umumnya. Yang membedakan adalah bumbu dan isi dari bubur ini yang terdiri dari potongan daging sapi bermacam rempah, dan sayuran serta susu.
Menurut Takmir Masjid Darusalam, Haji Muhammad Rosyidi, tradisi membuat dan membagikan bubur Samin khas Banjar sudah dimulai sejak pertama kali Masjid Darusalam berdiri pada tahun 1911 warga Banjar yang merantau ke Solo.
Disebut bubur Samin, karena cara memasaknya menggunakan minyak Samin ditambah bumbu rempah-rempah seperti kapulaga, jinten, dan lain-lain serta dilengkapi dengan daging sapi. Bubur ini rasanya gurih, enak, hangat di perut.
"Bubur ini memiliki ciri dan rasa yang khas yakni penambahan bumbu rempah-rempah, minyak samin, daging," jelasnya, Selasa (11/3) sore.
Tak heran jika selama Ramadan, salah satu Masjid tertua yang ada di Kota Solo ini ramai dipadati warga yang ingin merasakan nikmatnya bubur Samin khas Banjar ini.
"Sebagian dibagikan gratis pada masyarakat, sebagian lagi untuk buka puasa di masjid," lanjutnya.
Mereka yang antri antri Samin ini tidak hanya berasal dari kota Solo dan sekitarnya. Namun juga warga dari luar kota yang kebetulan sedang berada di kota Solo juga ikut menikmatinya.
Selepas Ashar mereka sudah mengantri dengan tertib di halaman masjid sambil membawa wadah untuk tempat bubur.
- Meriahnya Peringatan 10 Muharram di Slawi: Sholawatan dan Santunan Anak Yatim
- Seni Budaya India Menandai Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Yayasan Rumah Lengger Tampilkan Metamorfosa Lengger