Hama Tikus Mengganas Lagi, Warga Desa Gedongan Sukoharjo Gropyokan Tikus 

Hama tikus kembali muncul mengganggu sejumlah persawahan di Sukoharjo, terutama di wilayah kecamatan Baki.


Meski belum terlalu mengawatirkan namun warga Gedongan, Baki, Sukoharjo sengkuyung lakukan gropyokan tikus di lahan persawahan, yang dilakukan serentak selama tiga hari berturut-turut mulai Senin - Rabu (28-30/11/2022).

Kegiatan tersebut juga diikuti dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, kelompok tani, karangtaruna dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) Kecamatan Baki.

"Peserta gropyokan ada sekitar 50an orang lebih dari masyarakat, pemerintah desa, karang taruna, kelompok tani, ppl dan lainnya. Lokasi yang disasar di sisi selatan Desa Gedongan juga di utara Dukuh Butuh. Sekarang ini sudah tertangkap sekitar 200an lebih ekor tikus," terang Sekretaris Desa Gedongan, Sriyanto, Selasa (29/11/2022). 

Kegiatan yang memanfaatkan dana desa dari pos ketahanan pangan itu menyasar menyelamatkan 34 hektare lahan sawah di desa dari hama tikus. 

Selain menggunakan sistem gropyokan, dalam kesehariannya tikus-tikus tersebut diatasi oleh burung Tyto Alba yang berjumlah enam ekor di desa.

Sementara keberadaan hama tikus menurutnya terjadi akibat lahan yang kosong, hingga keberadaan Desa Gedongan yang berbatasan dengan desa lain. 

“Kalau tikus mau makan satu malam sudah habis padinya, dimakan batangnya. Banyaknya tikus karena lahan kosong, daerah perbatasan dengan desa lain seperti Mancasan, tikus kan bermigrasi. Tikus yang tertangkap ada bervariasi ada yang besar dan juga kecil,” jelas Sriyanto. 

Dia mengatakan dalam satu musim tanam padi, tikus sawah mampu beranak hingga tiga kali dengan rata-rata 10 ekor anak per kelahiran. 

Tikus betina relatif cepat matang seksual dengan jarakn ±1 bulan dan lebih cepat daripada tikus jantan yang membutuhkan waktu ±2-3 bulan. Sementara periode perkembangbiakan tikus sawah hanya terjadi pada saat tanaman padi periode generatif.