Anggapan sebagian kalangan di Partai Golkar bahwa
Airlangga Hartarto gagal dalam memimpin adalah sangat keliru dan tidak
objektif.
- KPU Salatiga Tunjuk RS Dr. Moewardi Solo Tempat Rujukan Pemeriksaan Pasangan Calon Wali Kota
- Mahfud MD: Provokasi Cawapres Tak Berpengaruh Bagi Jokowi
- Warga Binaan Lapas Purwodadi Antusias Berikan Hak Suara Pemilu 2024
Baca Juga
Dengan masa kepemimpinan yang hanya satu setengah tahun dimana Golkar tengah menghadapi badai politik yang bertubi-tubi, mampu mencapai perolehan suara kedua terbanyak di Parlemen adalah sebuah prestasi.
Pandangan itu disampaikan Ketua Umum Sahabat Muda Airlangga Hartarto (Smart) Rudolf Jack Pascalis menanggapi anggapan sebagian kalangan bahwa Airlangga telah gagal dalam memimpin Golkar.
"Pak Airlangga menghadapi badai besar ini dan betapa luar biasa karena akhirnya bisa jadi pemenang kedua terbanyak kursi DPR RI. Jadi yang menilai kepemimpinannya gagal, jelas sangat keliru dan tidak objektif," ujar Jack di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (13/9).
Jack meminta semua tokoh dan kader Partai Golkar untuk menilai secarfa objektif menilai kepemimpinan Airlangga selama kurang lebih satu setengah tahun.
"Bayangkan, sebelum Pileg kemarin dari survei Litbang Kompas saja misalnya, Golkar itu akan melorot jadi partai tengah di bawah PKB, karena saat itu kita hadapi tsunami politik usai dualisme kepemimpinan, Ketum Pak Setnov saat itu tersangkut KPK. Belum lagi Pak Idrus Marham kena KPK juga. Benar-benar dihantam badai besar," ujar Jack seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Dia menambahkan, kepemimpinan Airlangga berjalan bukan dalam situasi normal. Capaian 85 kursi parlemen pada Pileg 2019 dalam waktu relatif singkat itu semestinya diapresiasi sebagai sebuah prestasi luar biasa.
"Jadi melihatnya harus utuh. Justru kepemimpinan yang kuat itu teruji saat memimpin dalam kondisi badai besar dan kapal yang mungkin hampir karam bisa berlayar tegak sampai di tujuan. Itulah kepemimpinan Pak Airlangga. Dihantam dari banyak arah tetapi tetap bisa berdiri tegak," jelasnya.
Jack melihat betul bagaimana Airlangga berjuang keras melakukan konsolidasi demi Pemilu 2019 saat mulai memegang kendali di Partai Golkar.
"Beliau keliling seluruh Indonesia, membangkitkan lagi semangat para kader, pengurus DPD I dan II, bangun komunikasi dengan tokoh senior partai, terobosan program yang sangat diminati masyarakat, dan utamanya adalah kepemimpinan beliau yang kuat. Itulah yang akhirnya membawa Golkar tetap bertahan kokoh," tandasnya. [fak]
- Besok Kembalikan Formulir Pilgub Jateng, Hendrar Prihadi: Semoga Allah Meridhoi Dan Merestui
- Presiden Prabowo Berikan Dukungan Kepada Paslon Nomor Urut 2
- Edy Sayudi Dapat Tambahan Amunisi dari Nasdem