Gubernur Ahmad Luthfi: Potensi Jateng Sebagai Referensi Investor

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Harapkan Beberapa Sektor Potensial Jawa Tengah Dapat Membuka Peluang Investasi. Dokumentasi Pemprov Jateng
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Harapkan Beberapa Sektor Potensial Jawa Tengah Dapat Membuka Peluang Investasi. Dokumentasi Pemprov Jateng

Semarang - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah sedang menjadikan investasi sebagai indikator utama pembangunan. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengungkapkan, ada beberapa potensi cocok ditawarkan ke investor. Mulai dari ekonomi hijau atau sirkular, pariwisata, hingga religi.


Menurut Gubernur, peluang investasi itu untuk ditangkap pemerintah daerah dalam menunjang ekonomi dalam pembangunan wilayah. Sementara ini, meskipun sambil mengembangkan terbukanya kesempatan investasi, Jawa Tengah akan fokus dahulu menuju lumbung pangan nasional. 

"Saat ini Jateng masih kejar dulu untuk mempunyai swasembada pangan agar mendukung industri nasional," dikatakan Gubernur Luthfi, saat membuka rapat bertema Peluang Investasi Jawa Tengah Menuju Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng, dalam rangka Capacity Building & Business Matching, di Hotel PO Semarang, Senin (14/04). 

Atas rencana akan dijalankan nantinya, Gubernur Ahmad Luthfi menekankan, pentingnya fondasi dasar dalam menawarkan peluang investasi. Maka, pemerintah daerah dan provinsi harus punya analisa dampak lingkungan, dan ekonomi.

"Sehingga proyek siap ditawarkan. Nggak perlu banyak persiapan, sudah siap langsung jalankan," kata Luthfi. 

Gubernur Luthfi juga menyoroti ada beberapa peluang proyek prospektif yang bisa segera dieksekusi. Tetapi, pengembangan satu dan lainnya saling terintegrasi, rencana harus sinkron butuh perpaduan berjalan satu persatu. 

Salah satunya dalam pengembangan adalah Desa Wisata di Jateng. Gubernur Luthfi menilai strategi dapat dimulai dengan kolaborasi beberapa bidang. 

Dengan begitu, desa wisata akan menjadi baromerter ekonomi yang berdaya guna, berkembang secara lokal, nasional, dan internasional.

"Jangan asal nggawe (membuat) dan punya SK (Surat Keputusan) karena nanti ada pendampingan dari provinsi," katanya.

Luthfi menjelaskan, pariwisata daerah secara umum di dalam pengembangannya, perlu integrasi menjadikan agenda pariwisata yang bisa diikuti elemen masyarakat skala nasional dan internasional, seperti di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, pada April 2025. 

"Levelnya bisa disesuaikan jadi tidak terbatas daerah, nasional, bahkan juga mungkin internasional. Kita akan undang dari 51 negara untuk kegiatan diving besok di Karimunjawa," lanjutnya.

Bahkan Gubernur Luthfi pun berujar, jika pariwisata tak sekedar yang populer saja. Namun, ada potensi lain Jawa Tengah, melingkupi wisata religi. Potensi lain yang juga akan dikembangkan, adalah pembangunan pariwisata religi sebagai sektor potensial. 

Maka, tambah Ahmad Luthfi, komponen pendukung wisata religi itu harus terukur. Sehingga pembangunan wisata religi posisi dan potensinya sejajar dengan pariwisata umum yang sudah ada. 

"Jika membangun pariwisata religi, harus didukung restoran ramah muslim, di mana terdapat jaminan makanannya yang halal, tempat salat, dan lainnya. Hasilnya juga kita yakin sejajar atau bahkan lebih," tegas Gubernur Luthfi.