Tidak mau terlena dengan keterpurukan ekonomi akibat hantaman pandemi, berbagai upaya terus dilakukan untuk menyongsong kebangkitan. Tekan Gas untuk bangkit, belajar untuk kompromi dengan Covid-19.
- Agustina Wilujeng ‘Ajangsana’ ke Para Mantan Wali Kota
- Usai Pilkada, Hendrar Prihadi Dipanggil KPK, Ada Apa?
- Andika-Hendi Butuhkan Dukungan, Luthfi-Yasin Janjikan Tidak Ada Kesulitan di Masyarakat
Baca Juga
Itulah yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk menyambut New Normal. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, nampaknya sudah tekan gas untuk membangkitkan perekonomian di kota yang dipimpinnya dengan memfokuskan pemberdayaan UMKM.
Pasalnya, diyakini oleh Hendi, panggilan akrabnya, UMKM merupakan poros ekonomi di Indonesia khususnya di Kota Semarang.
Dengan konsep Bergerak Bersama, Hendi, terus menggandeng berbagai pihak untuk sama-sama membangkitkan perekonomian melalui pemberdayaan UMKM.
Salah satu yang digandeng Politisi PDI Perjuangan ini adalah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Semarang.
Hendi mengakui, selama pandemi Covid-19, dirinya memiliki pekerjaan rumah yang sangat berat dalam menyeimbangkan antara kesehatan dan perekonomian, agar keduanya sama-sama berjalan.
"Tapi Alhamdulillah, setelah pandemi ini landai di Kota Semarang, kita kembali membuka ruang-ruang ekonomi. Gasnya diinjak lagi agar perekonomian di Semarang segera bangkit,” tutur Hendi, Minggu (14/11/2021).
Untuk itu, kepada anggota HIPMI, dirinya berpesan agar dapat mengawal peningkatan ekonomi di Kota Semarang yang saat ini sedang fokus pada peningkatan dan pemberdayaan UMKM.
"Tidak hanya itu, kami berharap HIPMI terus menjadi mitra dan kepanjangan tangan dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Semarang," pinta Hendi.
Untuk membangkitkan UMKM, Hendi, mengeluarkan kebijakan antara lain menggratiskan kepengurusan ijin bagi UMKM, menggratiskan kepengurusan sertifikat jaminan halal, menggratiskan kepengurusan Hak Kekayaan Intelektual atau HAKI, serta menggratiskan desain dan pembuatan 1.000 packaging produk.
"Saat ini, upaya yang kita lakukan adalah agar mereka bersemangat dan tumbuh kembali menjadi poros ekonomi di Indonesia dan juga Kota Semarang,” imbuhnya.
Namun demikian, Hendi mengakui belum banyak pelaku UMKM yang melek IT, maka dirinya meminta kepada HIPMI untuk membantu para pelaku UMKM untuk lebih dapat melek IT agar mereka tetap bisa bertahan dalam kondisi apapun.
"Jika sudah lebih melek IT, mereka dapat tetap berjualan meski ada PPKM level 4, 3, atau 2 dan ekonomi di Kota Semarang pasti akan bangkit. Good Bye Pandemi, kita songsong kebangkitan," optimisnya.
Pelatihan Design
Lebih jauh Hendi menegaskan, untuk kebangkitan UMKM tidak cukup hanya dengan melek IT, pelaku UMKM juga dituntut berinovasi bagaimana memiliki skill packaging (kemasan) yang bagus dan design yang menarik.
Maka sesuai komitmen Hendi dalam membangkitan perekonomian melalui UMKM, pihaknya memberikan pelatihan khusus supaya pelaku UMKM memiliki desain kemasan yang lebih baik dari sebelumnya.
"Kita terus latih para pelaku UMKM dan terus lakukan pendampingan dalam mendesain kemasan produknya agar para pelaku UMKM bisa memperoleh 1.000 kemasan sesuai desain yang telah ditentukan dan ini menjadi program perioritas Kota Semarang," tandas Hendi.
Hal ini dilakukan Hendi karena ini program dedicated dan benar-benar ingin membantu UMKM supaya mempunyai nilai tambah.
Kenapa menjadi program perioritas ? Hendi menegaskan, beberapa kali menyambangi sejumlah pelaku UMKM di Kota Semarang, ia menjumpai UMKM belum memiliki kemasan produk yang representatif.
"Saya seringkali mendapati banyak yang belum profesional, padahal rasanya enak. Tapi karena tidak dikemas baik, harganya ya biasa-biasa saja. Padahal pengemasan yang menarik akan meningkatkan pendapatan bagi pelaku UMKM karena akan menambah nilai jual dari produk. Orang akhirnya yakin dan percaya bahwa yang mereka beli itu produknya sehat, berkualitas dan enak rasanya, dengan demikian penjualan pun akan meningkat,” terang Hendi.
Ini juga yang menjadi pengalaman pribadi Hendi sendiri saat menjadi pelaku UMKM, yakni kualitas penjualan barang yang menurun karena tidak melakukan pengawasan.
Hendi berpesan agar para pelaku UMKM tidak cepat puas dengan produk mereka setelah mendapatkan order maupun penjualan yang bagus, namun juga terus melakukan pengawasan.
"Kegagalan menjadi pengalaman buat saya, ditelateni dan ditekuni. Alhamdulillah dari sedikit-sedikit jualan amplas, alhamdulillah bisa jadi kontraktor, alhamdulilah jadi wali kota,” pungkas Hendi.
Sejalan dengan Hendi, Anggota Komisi VIII DPR RI, Paryono, menegaskan peningkatan perekonomian Indonesia harus mendorong UMKM. Pasalnya, sektor inilah yang paling bisa diandalkan untuk bangkit dari keterpurukan.
"Salah satu upaya pemulihan ekonomi ya kita harus dorong UMKM," ujar Paryono yang juga mantan Wakil Bupati Karanganyar ini.
Politisi PDI Perjuangan ini meminta pada seluruh stakeholder, pemerintah pusat hingga daerah termasuk jajaran kabinet di bidang sosial dan ekonomi semua bersatu dan bergotongroyong fokus pemulihan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
"Salah satu bentuknya adalah bantuan untuk UMKM," pungkas Paryono.
- Agustina Wilujeng ‘Ajangsana’ ke Para Mantan Wali Kota
- Usai Pilkada, Hendrar Prihadi Dipanggil KPK, Ada Apa?
- Hasil Quick Count, Luthfi-Yasin Unggul