Golkar Bertahan di Tiga Besar, Bukti Kerja Hebat Airlangga

Airlangga Hartato dinilai mampu membuktikan kerja hebatnya dalam memimpin Golkar. Di tengah terjangan badai perpecahan internal serta sejumlah elitnya menghadapi kasus hukum, Golkar mampu bertahan di posisi tiga besar dalam Pemilu 2019 adalah sebuah prestasi.


Setidaknya demikian pandangan yang disampaikan pengamat dari Direktur Eksekutive Indonesia Development Monitoring, Bin Firman Tresnadi.

Ini hasil kerja organisasi partai yang hebat. Tidak gampang mencapai itu," ujar Bin dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOL, Selasa (23/7).

Ben mengambil perbandingan dengan kondisi yang dialami Partai Demokrat. Golkar, ujar Bin, secara internal dilanda perpecahan pasca Pilpres 2014. Bahkan Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham kemudian terjerat kasus korupsi.

Konflik internal dan kasus korupsi yang dihadapi elit parpol tersebut, tentunya berdampak buruk terhadap elektabilitas Golkar.  Banyak yang memprediksi suara Golkar bakal terjun bebas di Pemilu 2019.

Bisa bertahan di tiga besar pemenang Pemilu, bukan pekerjaan yang gampang. Disini sangat terlihat hasil kepemimpinan Airlangga Hartarto," ujarnya.

Ben mengatakan, era kepemimpinan Airlangga, bukan era yang mudah.  Situasi politiknya mirip dengan Partai Demokrat ketika Ketua Umumnya Anas Urbaningrum dan beberapa kader terjerat kasus hukum.

Raihan suara Demokrat pada Pemilu 2014 turun drastis. Meski SBY turun tangan mengambil alih kepemimpinan partai, suara Demokrat tidak bisa terselamatkan dari penurunan di Pemilu 2019.

Sementara Partai Golkar yang menghadapi kondisi yang mirip, ternyata tetap dapat bertahan. Ini hasil kerja yang hebat kepemimpinan Airlangga," kata Bin.

Kemampuan Golkar keluar dari framing negative di masyarakat, ujarnya, tentu tidak lepas dari kerja pengurus Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto.

Menurut Bin, sosok Airlangga Hartarto sangat diperlukan untuk kembali memimpin Partai Golkar.

Airlangga sosok pemersatu. Ke depan Partai Golkar memang perlu sosok pemersatu," pungkasnya. []