Setelah tiga tahun keluar dari program Dana Moneter Internasional (IMF), Ghana akhirnya bersiap untuk memulai kembali hubungan dengan dengan organisasi yang bermarkas di Washington.
Dilaporkan Africa News, Jumat (1/7) bahwa keputusan itu sudah disampaikan Presiden Ghana, Nana Addo Dankwa Akufo-Addo kepada Menteri Keuangan Ken Ofori-Atta.
- Peneliti Inggris Temukan Gen Yang Dapat Mendeteksi Dini Kasus Covid-19
- Paris AIAS: Puncak Ganasnya Perang Teknologi AI Di Tingkat Global
- Will Smith Mundur dari Panggung Oscar
Baca Juga
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian informasi negara itu mengatakan perintah tersebut mengikuti percakapan telepon antara Presiden Akufo-Addo dan Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
"Pada rapat 30 Juni 2022, kabinet menunjukkan dukungannya terhadap keputusan itu," kata pernyataan itu.
"Keterlibatan dengan IMF akan berusaha untuk memberikan dukungan neraca pembayaran sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mempercepat pembangunan kembali Ghana dalam menghadapi tantangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan, baru-baru ini, krisis Rusia-Ukraina," lanjutnya.
Dalam beberapa bulan terakhir rakyat Ghana telah merasakan sejumput rekor inflasi dan dampak perang Rusia-Ukraina di tengah pemotongan pengeluaran pemerintah untuk menghindari krisis utang besar-besaran.
Menurut sebuah laporan oleh Graphic.com, ekonomi Ghana tumbuh sebesar 3,3 persen pada kuartal pertama tahun 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 dan inflasi melonjak ke rekor 27,6 persen pada bulan Mei.
Selain itu, negara ini juga bergulat dengan utang yang tinggi dan mata uang yang terdepresiasi, cedi. Pajak kontroversial atas Transaksi Elektronik (E-Levy) yang ditujukan untuk meringankan beban pemerintah belum menghasilkan pendapatan yang signifikan.
- Will Smith Mundur dari Panggung Oscar
- Barack Obama Membagikan Pengalaman Ketika Menjabat Sebagai Presiden AS
- Pemerintahan Baru Afghanistan Versi Taliban Segera Diumumkan