Pantai Sigandu-Ujungnegoro, Kabupaten Batang, mendadak diselimuti air berwarna hitam pekat. Kondisi itu membuat warga sekitar resah.
- Tebing Longsor, Material Batu Besar Tutup Akses Jalan Karangsambung-Sadang Kebumen
- Penumpang Kereta Api Terjebak Di Dalam Stasiun Kereta
- Pelaku Pembakaran Taman Nasional Komodo Terancam Pidana Denda Rp 10 Miliar
Baca Juga
Air itu mengalir dari Kali Sono bermuara di pantai tersebut.
Seorang warga, Slamet (50) mengatakan air hitam itu berasal dari limbah pabrik sarung beroperasi di daerah hulu. Limbah itu sudah mengotori sungai dan pantai sejak lama.
"Tiap bulan sekali, biasanya malam hari, limbah itu datang. Sudah bertahun-tahun begini," katanya, Senin (5/2).
Ia menambahkan, limbah itu sangat mengganggu kesehatan dan kenyamanan warga. Limbah itu menimbulkan bau busuk dan rasa gatal di kulit.
Slamet menjelaskan, limbah berbau busuk dan bikin gatal berwarna merah. Sebaliknya, jika limbah berwarna hitam tidak berbau.
Para nelayan pun merasakan dampak buruk dari limbah itu. Mereka harus menahan bau dan gatal saat menarik perahu mereka ke pantai. Muara sungai Sono, menjadi tempat bersandar perahu, kini menjadi tempat kotor.
Limbah itu juga mematikan ikan-ikan di sungai dan laut. Slamet mengaku pernah melihat ikan-ikan mati mengapung di muara sungai.
"Ada ikan mujaer, nila, bandeng, semuanya mati kena limbah. Warga tidak berani ambil, takut keracunan," ujarnya.
Nelayan lain, Sarto (52) mengiyakan cerita Slamet. Ia mengeluh, aktivitas pembuangan limbah rutin dua bulan terakhir.
Ia berharap, pemerintah segera menindak pabrik sarung mencemari lingkungan.
"Kami sudah tidak tahan lagi. Airnya hitam, bau, gatal, bikin kulit bentol-bentol. Ikan-ikan juga mati. Ini semua gara-gara pabrik sarung itu. Harus segera ditutup," ucapnya.
- Presiden Jokowi Beli Semar dan Abimanyu, Dua Sapi Simental Dari Peternak Karanganyar
- Banjir Landa Kabupaten Pulau Taliabu, 540 Jiwa Terdampak
- Bermain di Sungai Kanal, Siswi MTs di Mijen Demak Hilang Terseret Arus