Geger Geden Grobogan: Baby Volcano Atau Letupan Lumpur?

Tampilan Bledug Ngramesan Yang Diramaikan Sebagai Kemunculan Gunung Berapi, Senin (25/03) Siang. Rubadi/RMOLJateng
Tampilan Bledug Ngramesan Yang Diramaikan Sebagai Kemunculan Gunung Berapi, Senin (25/03) Siang. Rubadi/RMOLJateng

Dunia maya kembali digegerkan oleh unggahan netizen tentang kemunculan gunung berapi di Grobogan, Jawa Tengah baru-baru ini. Setelah Bledug Cangkring, maka sekarang muncul Bledug Ngramesan.


Dari hasil penelusuran RMOLJateng, gunung berapi yang ramai menjadi perbincangan tersebut bukanlah sebuah gunung berapi, akan tetapi sebuah gundukan tanah terjadi akibat letupan lumpur.

Keberadaannya di area persawahan Dukuh Medang, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan. Warga setempat menamainya Bledug Ngramesan.

Menurut tokoh setempat, Mustaqim (48), keberadaan Bledug Ngramesan sudah ada sejak zaman nenek moyang. Keberadaanya di pedalaman kampung membuatnya tak terkenal laiknya Bledug Kuwu. 

"Untuk ketinggiannya kurang lebih 10 meter dengan luasan area sekitar satu hektar," ujar Mustaqim, Senin (25/03) sore. 

Ia menjelaskan di Bledug Ngramesan terdapat dua letupan yang selalu aktif mengeluarkan lumpur, namun letupan bisa bertambah banyak saat musim hujan tiba. 

"Tak hanya di lokasi bledug saja. Letupan terkadang muncul di area persawahan warga yang berada di sekitar lokasi," ujarnya.

Dikatakan, biasanya saat warga melihat adanya bledug anakan, mereka segera menutup lobang tanah sehingga letupan dapat teratasi. 

"Terkadang bisa mereda, kadang tidak. Resikonya sawah tak bisa ditanami jika lumpur tetap keluar dari bledug anakan. Jumlahnya bisa mencapai puluhan anakan," terangnya. 

Terpisah, Kepala Desa Sendangrejo, Sugiyanto, menegaskan keberadaan Bledug Ngramesan sudah ada sejak Desa Sendangrejo berdiri.

"Mungkin ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu sudah ada," paparnya. 

Meski demikian, kepercayaan masyarakat menunjukkan keberadaan Bledug Kramesan merupakan berkah bagi masyarakat setempat, karena kandungan belerang yang muncul dapat menghalau hama tikus yang mengganggu tanaman masyarakat. 

"Satu tahun sekali biasanya masyarakat Sendangrejo melaksanakan sedekah bumi di sana, tepatnya hari Jumat Legi pertama usai warga panen padi," jelasnya.