FKIK UKSW Ikut Aktif Turunkan Stunting di Kabupaten Boyolali

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menjadi perguruan tinggi pendamping penurunan stunting di wilayah Kabupaten Boyolali.


Wakil Dekan FKIK UKSW Kristiawan PAN, M.Si., mengatakan UKSW ikut ambil bagian dalam kegiatan Deklarasi Gotong Royong Cegah Stunting (Gong Ceting) yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali. 

"Keterlibatan dalam kegiatan Gong Ceting ini menjadi bukti bahwa FKIK UKSW tidak hanya melayani masyarakat dari sisi edukasi bagi mahasiswa saja, tetapi juga kepada masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat," kata Kristiawan PAN, M.Si., didampingi Humas UKSW Anggraini Upik, Sabtu (29/10). 

Kegiatan melibatkan mahasiswa dan dosen, serta bekerjasama dengan lintas sektor agar Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat terlaksana secara menyeluruh, termasuk di dalamnya kajian dalam penelitian serta implementasinya.

Melalui keterlibatan FKIK UKSW dalam kegiatan Gong Ceting ini, pihaknya berharap dapat terus menjadi mitra bagi Kabupaten Boyolali. 

"Atau siapapun dalam rangka memberikan kontribusi bagi masyarakat dalam hal ini untuk mencegah dan menangani stunting, maupun masalah kesehatan lainnya," imbuhnya.

Sementara itu, PIC UKSW Pendamping Kabupaten Boyolali Sarah Melati Davidson, S.Gz., M.Si mengatakan bahwa ada 10 desa menjadi lokasi fokus stunting di Kabupaten Boyolali. 

"YaituDesa Juwangi, Desa Kalimati dan Desa Sambeng ketiganya ada di Kecamatan Juwangi, Desa Repaking dan Desa Gilirejo di Kecamatan Wonosamudro, Desa Selodoko dan Desa Sidomulyo di Kecamatan Ampel, Desa Pranggor, Desa Munggur dan Desa Semawung di Kecamatan Andong," terang Sarah. 

Berbagai kegiatan dilakukan tim dari FKIK UKSW untuk mendukung program penurunan stunting. 

Program tersebut antara lain melalui kegiatan penguatan tim pendamping keluarga (TPK), pendampingan audit stunting, pelatihan antropometri, pelatihan dapur sehat atasi stunting, pemanfaatan e-KIE pada keluarga berisiko stunting, pemetaan pangan lokal, serta pembuatan formula produk pangan dengan memanfaatan pangan lokal daerah.

Program ini akunya, juga menggandeng sejumlah remaja sebagai duta remaja cegah stunting serta perangkat desa dalam pengawalan sanitasi layak. 

"Penanganan stunting memang harus dilakukan dengan kolaborasi, tidak bisa dari satu sisi saja. Tentunya kami sebagai perguruan tinggi pendamping berupaya untuk kolaborasi dalam pelaksanaan program penanganan stunting. Bekerjasama dengan Dinas DP2KBP3A, Dinas Kesehatan, serta menggandeng kader PKK Tingkat Desa," terang Sarah Melati.

Lebih lanjut dikatakan Sarah, program yang masih akan berjalan hingga Desember 2022 ini melibatkan 15 mahasiswa FKIK UKSW yang terintegrasi dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Gizi Masyarakat, dan juga menjadi implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Selain itu ada 10 dosen dari Program Studi Gizi, Program Studi Ilmu Keperawatan dan Program Studi Tekonologi Pangan ikut terlibat aktif dalam program ini.

Sebagai informasi, Gong Ceting merupakan program kerja sama BKKBN, Forum Rektor Indonesia (FRI), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui pendanaan Kedaireka Matching Fund. 

Kegiatan ini melibatkan 16 perguruan tinggi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pelaksana penurunan stunting di 14 Kabupaten di Jawa Tengah.