Firasat Buruk Anak Haniyah Sebelum Jenazah Ibunya Ditemukan, Bolak Balik ke Rumah Majikan

 Dwi Yurdan Afriliatna (17), kiri, dan kakak perempuannya, Nafiul Husna (22). Keduanya merupakan anak dari Anak Haniyah Korban Pembunuhan di Batang 2016,.
Dwi Yurdan Afriliatna (17), kiri, dan kakak perempuannya, Nafiul Husna (22). Keduanya merupakan anak dari Anak Haniyah Korban Pembunuhan di Batang 2016,.

Peristiwa penemuan jenazah Haniyah, korban pembunuhan di Desa Gapuro, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang pada 4 Desember 2016 menjadi hari yang tak terlupakan bagi Dwi Yurdan Afriliatna (17). Sejak hari itu, bersama kakak perempuannya, Nafiul Husna (22), ia menjadi yatim piatu.


Yurdan saat itu berusia 9 tahun. Ibunya, Haniyah, adalah seorang asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah H Masrikhun. Jenazah ibunya ditemukan di garasi rumah majikannya sekitar pukul 06.00.

Di Gedung GP Ansor Kabupaten Batang, Yurdan ingat betul punya firasat kuat di malam sebelum jenazah ibunya ditemukan.

"Saya ada firasat dari jam 12 malam sampai jam 2 malam. Firasat ibuk gak ada, kehilangan nyawa," tutur Yurdan, Sabtu (15/6).

Sekretaris LBH Ansor, Taufik Hidayat melanjutkan bahwa pada dini hari sekitar pukul 00.00, Nafiul mendatangi rumah majikan ibunya. Meski ART, biasanya ibunya selalu pulang ke rumah.

Saat itu, Yurdan kecil bertemu majikan ibunya. Saat itu, ia tanya ibunya ke mana? Kata majikan, ibunya sedang pergi hajatan. Anak kedua korban pun kembali pulang ke rumah.

"Lalu jam 1 ke situ lagi, nyari lagi, tapi gak nemuin majikannya lagi, tapi muter muter di sekitar situ. Nunggu, terus pulang, karena gak ketemu ibunya. Lalu jam 2 ke situ lagi tapi gak ketemu," ucapnya.

Anak perempuan korban, Nafiul Husna (22) mengatakan ibunya setiap hari selalu pulang meski jadi ART. Ibunya selalu sampai di rumah pukul 20.00.

"Iya, biasanya jam 8 malam sudah sampai rumah," tambahnya. 

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa Haniyah ditemukan tewas dengan kondisi kepala bersimbah darah pada 4 Desember 2016. Tempat kejadian perkara berada di garasi rumah majikan Haniyah di Desa Gapuro, yang bernama Masrukhin. Saat itu, usia Masrukhin 44 tahun.

Penemuan bermula saat Masrukhin hendak memasang penutup mobil di garasi bersama Ikoh. Keduanya masuk melalui pintu samping garasi dan menjadi orang pertama yang menemukan mayat Haniyah. Jasad Haniyah ditemukan terlentang di lantai garasi dengan kepala bersimbah darah.

Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat luka sobek di bagian belakang kepala sebelah kanan dengan diameter 3 sentimeter, serta luka lebam di leher bagian kanan. 

Beberapa barang bukti yang ditemukan Polres Batang antara lain satu buah gembok garasi berikut anak kunci, ponsel merk Nokia warna hitam milik korban, dan sandal jepit warna putih milik korban.