- Eksplorasi Kisah Cinta Tari dan Bian Dalam Wedding Agreement The Series
- Adhiwangsa, Satu Satunya Hotel di Solo Fasilitasi Cuci Mobil
- ZAP Premiere Perkenalkan Dua Perawatan untuk Perempuan Paruh Baya
Baca Juga
Festival Balon Tambat Tahun 2025 kembali digelar di Kota Pekalongan dengan lebih meriah dan kompetitif.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dinparbudpora) Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono, menyampaikan bahwa, festival ini merupakan bentuk pelestarian tradisi masyarakat saat momentum Syawalan atau sepekan setelah lebaran Idul Fitri sekaligus upaya mencegah penerbangan balon liar yang membahayakan lalu lintas udara.
"Kami bersyukur bahwa Festival Balon Tambat kembali bisa terselenggara. Tahun ini, mekanisme penyelenggaraan sedikit berbeda, di mana peserta akan diundi secara acak dan tidak berdasarkan kecamatan agar kompetisi lebih menarik," jelas Sabaryo, usai kegiatan rapat koordinasi persiapan Pekalongan Ballon Festival 2025, berlangsung di Ruang Buketan Setda Kota Pekalongan, Selasa (18/3).
Festival tahunan ini digelar berkat kerjasama Pemkot Pekalongan dengan Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya dan Airnav Semarang.
Menurutnya, babak penyisihan akan berlangsung dua kali yakni pada 2 April 2025 pukul 05.00 WIB di Lapangan Palapa (Kecamatan Pekalongan Barat) dan Lapangan Peturen (Kecamatan Pekalongan Timur), serta pada 3 April 2025 pukul 05.00 WIB di Lapangan Palapa (Kecamatan Pekalongan Utara) dan Lapangan Sokoduwet (Kecamatan Pekalongan Selatan). Grand final akan digelar pada 7 April 2025 di Lapangan Mataram, bertepatan dengan momentum Syawalan.
"Saat ini, sudah ada 67 peserta yang mendaftar, termasuk dari luar Kota Pekalongan seperti Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Wonosobo. Target peserta minimal 80 tim, dan pendaftaran peserta akan ditutup pada 27 Maret 2025,"ujarnya.
Lanjutnya, adapun ketentuan lomba festival balon tambat ini mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Balon Udara Pada Kegiatan Budaya Masyarakat.
Dimana, diatur ketinggian penambatan maksimal 150 meter, diameter balon 4 meter, dan tinggi balon sekitar 7 meter. "Festival kali ini mengusung tema "Mabur Bareng Semarak Bareng". Untuk design dan corak balon disesuaikan dengan ide kreativitas tim peserta masing-masing,"katanya.
Sabaryo mengimbau masyarakat untuk tidak menerbangkan balon secara liar yang dapat membahayakan jalur penerbangan.
"Mari kita bersama-sama menjaga tradisi ini tetap hidup tanpa mengganggu keselamatan penerbangan," tutupnya.
Ketua Komunitas Sedulur Balon, Priadi, menyatakan bahwa komunitasnya sangat mendukung festival ini. "Kami sudah sosialisasikan ke anggota agar mengikuti aturan, seperti menambatkan balon dan tidak menggunakan petasan. Tahun ini, kreativitas desain balon pasti lebih variatif dan meriah," ujarnya.
Festival ini tetap mengikuti Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 11 Tahun 2018, di mana ketinggian penambatan balon maksimal 150 meter, diameter balon 4 meter, dan tinggi balon sekitar 7 meter.
Sabaryo mengimbau masyarakat untuk tidak menerbangkan balon secara liar yang dapat membahayakan jalur penerbangan.
"Mari kita bersama-sama menjaga tradisi ini tetap hidup tanpa mengganggu keselamatan penerbangan," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Sedulur Balon, Priyadi sangat mendukung adanya festival tahunan Balon Tambat ini. Ia optimis balon-balon yang diciptakan para peserta akan lebih bagus, meriah dan variatif lagi. Ia juga sudah gencar menyosialisasikan kegiatan ini kepada para komunitas balon.
"Dari Komunitas Sedulur Balon juga berkomitmen untuk menyosialisasikan penggunaan balon yang aman dengan cara ditambatkan dan tidak menggunakan petasan agar tidak mengganggu jalur penerbangan,"tutupnya.
- Paving Block dari Sampah Plastik, Solusi Darurat Sampah Kota Pekalongan
- Pemkot Pekalongan Maksimalkan Operasional TPST Mitra Brayan Resik
- Jalan Berlubang di Kota Pekalongan Rampung Diperbaiki