Empat Hari Terendam Banjir, Warga Genuk Masih Andalkan Dapur Umum

Warga Karangroto, Genuk Memasak Bersama Di Dapur Umum Untuk Menyiapkan Makanan Bagi Warga Di Kelurahan Karangroto Yang Sudah Empat Hari Terdampak Banjir, Minggu (17/03). Dicky A Wijaya/RMOLJateng
Warga Karangroto, Genuk Memasak Bersama Di Dapur Umum Untuk Menyiapkan Makanan Bagi Warga Di Kelurahan Karangroto Yang Sudah Empat Hari Terdampak Banjir, Minggu (17/03). Dicky A Wijaya/RMOLJateng

Banjir di Kota Semarang sudah merendam beberapa wilayah selama empat hari ini. Hingga kini, warga di wilayah Kecamatan Genuk sebagian masih bertahan di pengungsian karena banjir belum surut. 



Warga mengandalkan dapur umum untuk kebutuhan makan sehari-hari. Demikian juga ratusan warga yang tidak mengungsi, sebagian besar mengeluhkan tidak adanya bahan-bahan pangan dan hanya bisa bergantung dengan bantuan makanan dari dapur umum. 
Camat Genuk Suroto menjelaskan, dapur umum yang didirikan kecamatan dibantu para relawan terus mengirimkan logistik bagi korban banjir di 7 kelurahan. Warga belum bisa mencukupi kebutuhan mereka sendiri karena banjir masih menggenangi kampung dan permukiman. 
"Kita bantu warga dalam pemulihan pasca bencana sampai keadaan bisa normal. Dapur umum disediakan bersama relawan dan unsur terkait untuk membantu masyarakat mendapatkan makanan," kata Suroto, Minggu (17/03). 
Bantuan bagi warga terdampak banjir di distribusikan para relawan ke seluruh kelurahan terendam banjir. Puluhan relawan membagi tugas di dapur dan ada juga di lapangan agar pengiriman bantuan logistik tidak mengalami kendala. 
Suroto menyebut, distribusi logistik bantuan makanan yang dikirimkan akan melihat perkembangan banjir setiap hari. Sehingga, warga terdampak banjir tidak kesulitan mendapatkan logistik makanan kebutuhan sehari-hari pada saat buka puasa dan sahur. 
"Meski sudah surut akan kita lihat kondisinya, apakah masyarakat sudah dapat kembali beraktivitas normal atau belum. Setiap hari ada 5 ribu bungkus makanan didistribusikan kepada warga di wilayah kelurahan terdampak banjir untuk buka puasa dan sahur," ucap Suroto. 
Dampak banjir di Genuk, kata Suroto, paling parah dibandingkan wilayah lain sekitarnya karena letaknya berada di muara pertemuan beberapa aliran sungai. Bila banjir terjadi dampaknya parah sekali, gelontoran air bermuara ke laut menyebabkan banjir besar seperti saat ini merendam semua kelurahan serta surutnya berhari-hari lebih lama. 
"Dua sungai Kali Tenggang dan Sringin muaranya di Genuk jika terjadi banjir aliran air pasti meluapnya ke wilayah kita karena seperti buangan jadi dampaknya lebih parah. Seandainya surut pun, akan lama karena wilayah lain alirannya mengalirnya ke Genuk bahkan air bisa naik lagi jika curah hujan tinggi dan ada banjir kiriman dari hilir di wilayah bagian atas," terang dia.