Egg Roll Labu Karya IKM Demak Tembus Minimarket

Egg roll labu buatan IKM asal Karanganyar, Demak punya cita rasa lezat. Dicky Aditya/RMOLJateng
Egg roll labu buatan IKM asal Karanganyar, Demak punya cita rasa lezat. Dicky Aditya/RMOLJateng

Egg roll, olahan makanan ringan atau cemilan yang disukai masyarakat. Rasanya lezat dan nikmat di makan dalam keadaan apapun. Salah satu industri kecil dan menengah (IKM) asal Karanganyar, Demak, menjadi produsen pembuatan makanan ringan egg roll, bahan bakunya pun berbeda, yaitu labu.


Pemiliknya Ike Murniyati, ide membuat egg roll kombinasi labu itu dibuat karena pengen mencoba variasi produk makanan ringan baru. "Kalau produksinya hampir sama bikin kue. Adonannya dari telur, margarin, dan gula. Ada juga tepung kita jadikan satu dan kemudian dicetak satu-satu," kata Ike, Kamis (24/10). 

Selama ini, egg roll buatan Ike itu dijual di swalayan dan toko-toko ritel modern di Demak dan luar kabupaten, pemasarannya masih terbatas, paling jauh ke Kudus. Namun, produk egg roll ini dianggap tak selaris keripik pisang dan rengginang. Dua produk yang juga diproduksi rumahan IKM miliknya.

Ike pun ingin memperbaiki pemasaran khusus egg roll. Namun, sementara ini, pemasaran masih terbatas baru offline penjualan lokal. Ada rencana merambah pemasaran digital online, tetapi belum siap. 

Dibandingkan produk-produk buatannya, Ike mengaku, egg roll secara produksi lebih mahal. Sebab, biaya bahan baku utamanya juga tak murah. Kendala penjualan pun tentang harga, tak lain memastikan agar tetap terjangkau, tetapi pengusaha bisa mendapatkan keuntungan. 

"Di Kudus, dan di pusat oleh-oleh CMC biasanya jualannya. Harganya lumayan mahal kan telurnya juga kadang-kadang naik. Terus bahan-bahan lain ada tepung, gula dan sebagainya. Sehingga, konsentrasi produksi kami, di produk-produk lain, agar sebanding yang didapat," jelas Ike lagi. 

Produk dijual pun harganya juga terjangkau, hanya Rp 20 ribu. Maka dari itu, Ike yakin jika produksi besar, sebelum kejar target harus siap segala risiko dan mengatur agar mendapatkan untung sesuai hasil penjualan. 

"Harga jualnya Rp 20 ribu. Isinya 100 gram. Online saya malah belum pernah, ikut shopee belum ada hasil. Offline saja sementara karena kejar targetnya masih lumayan kesulitan. Kita andalkan offline," tambah pengusaha asal Desa Bandungrejo, Karanganyar, Demak itu. 

"Kalau produksi sebulan sekali bikin untuk stok. Biasanya 100-200 pcs selama satu minggu untuk persiapan Indomaret dan toko oleh-oleh. Biasanya 3 bulan sekali masuk ke tempat-tempat penjualan," ucap Ike menambahkan.