Di tengah ketimpangan yang besar terhadap akses vaksin Covid-19, negara-negara berkembang harus memiliki kemampuan produksi secara mandiri.
Dalam hal ini, dunia perlu membantu negara-negara berkembang untuk memperkuat infrastruktur esensial, pusat penelitian, jalur produksi, fasilitas cold storage, hingga sumber saya manusia.
Demikian yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sambutannya pada konferensi internasional bertajuk "The First Meeting of the International Forum on Covid-19 Vaccine Cooperation" yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (5/8), dikutip dari Kantor Berita RMOL.
"Kita harus mendorong solidaritas dan kerjasama internasional untuk mempercepat vaksinasi global, salah satunya melalui peningkatan kapasitas vaksin. Hal ini dapat dicapai salah satunya melalui diversifikasi produksi vaksin ke negara berkembang,” jelas Retno, seperti dikutip dalam keterangan Kementerian Luar Negeri.
Konferensi tersebut diikuti oleh Sekretaris Jenderal PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) Antonio Guterres, Direktur Jenderal WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) Tedros Adhanom Ghebreyesus, serta perwakilan dari lebih 23 negara dan organisasi internasional.
Selain itu, sejumlah perusahaan vaksin dan lembaga riset vaksin juga turut menghadiri konferensi ini, seperti Sinopharm, Sinovac, Bio Farma dan Gamelaya Center Rusia.
Retno mengatakan, diperlukan kolaborasi internasional agar negara berkembang memiliki akses ke bahan baku, pembebasan hak kekayaan intelektual, transfer teknologi, termasuk vaksin mRNA serta skema pembiayaan yang sehat.
Konferensi menghasilkan Joint Statement of the International Forum on Covid-19 Vaccine Cooperation.
- Menlu Retno Dorong Semangat Perdamaian untuk Selesaikan Konflik
- Indonesia Kecam Serangan Militer Rusia ke Ukraina
- Menteri Luar Negeri RI Retno Lobi Arab Saudi Soal Umrah