Kepolisian Malaysia menangkap seorang dokter di sebuah klinik swasta di negara bagian Terengganu lantaran diduga menjual sertifikat vaksinasi palsu kepada anti-vaxxers.
- Emma Watson Dicibir Diplomat-diplomat Israel
- Kim Jong Un Nilai Covid-19 Tidak Kalah Menantang dari Perang Korea
- Taliban Menistakan Sejarah Pengibaran Bendera AS di Iwo Jima
Baca Juga
Dokter berusia 51 tahun yang tidak disebutkan namanya itu ditangkap selama penggerebekan di kliniknya oleh Departemen Investigasi Kejahatan Komersial Terengganu pada Minggu (9/1), dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Seperti dilaporkan IBTimes, klinik tersebut menjual sertifikat vaksinasi palsu yang dapat digunakan untuk meng-update status di aplikasi pelacak Covid-19 pemerintah Malaysia, MySejahtera.
Satu sertifikat dihargai 600 dolar AS atau setara dengan Rp 8,6 juta.
Penyelidikan menemukan transaksi banyak dilakukan secara onlina karena beberapa pelanggan tinggal di luar Terengganu. Sebagian besar pelanggan merupakan anti-vaxxers atau mereka yang enggan divaksinasi, tapi membutuhkan sertifikat vaksinasi untuk bepergian.
"Sampai hari ini, sekitar 1.900 orang diyakini telah mendapatkan sertifikat, dan kami sedang menyelidiki apakah semua ini asli atau tidak," kata kepala polisi Terengganu Datuk Rohaimi Md Isa.
Ia mengatakan, polisi telah menyita dokumen, kartu janji vaksinasi, laptop, hingga telepon selama penggerebekan.
Sementara itu, dokter tersebut saat ini telah ditahan dengan dakwan melanggar 420 KUHP.
- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Tidak Melarikan Diri
- New York Wajibkan Bukti Vaksinasi Covid-19 untuk Masuk Gym dan Restoran
- Kamboja Batalkan 'Festival Orang Mati' Setelah 50 Biksu Positif Covid-19