Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang mencatat angka kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan hingga saat ini masih cukup tinggi.
- Kualitas Udara di Kota Semarang Masuk Golongan Sedang, Waspada Penyakit Saluran Pernafasan
- Kasus Diabetes Melitus Kini Juga Dialami Usia Remaja Hingga Pralansia
- 25 Puskesmas di Kota Semarang Sudah Bisa Melayani USG Gratis Bagi Ibu Hamil
Baca Juga
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan tingkat kepatuhan prokes yang sampelnya diambil dari masing-masing kelurahan sebesar 10 persen, saat ini secara menyeluruh mencapai 80 persen.
Hakam menyampaikan jika pihaknya tidak bosan untuk memberikan edukasi dan mengingatkan masyarakat untuk tetap patuh prokes saat berada ditempat umum.
“Tingkat kepatuhan prokes bagus dan kuncinya kita lakukan edukasi protokol kesehatan dan tidak boleh bosan,” kata Hakam saat ditemui RMOLJateng, Rabu (2/3).
Kepatuhan protokol kesehatan, lanjut Hakam, memang menjadi kunci untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Namun, tidak dipungkiri jika vaksinasi juga menjadi hal pokok untuk melindungi masyarakat dari ganasnya virus ini. Ia menyebut hingga saat ini percepatan vaksinasi terus dilakukan baik dosis pertama (V1), dosis kedua (V2) maupun dosis ketiga (booster).
“Saat ini V1 sudah 98 persen, V2 sudah 90 persen dan kita masih genjot terus untuk V2 dan booster,” jelasnya.
Hakam mengatakan untuk kasus kematian hingga bulan Februari 2022 di Kota Senarang ada lebih dari 100 kasus. Hakam merinci dari penyebab kasus kematian tersebut selain karena adanya komorbid dan lansia juga dikarenakan psien yang terpapar belum mendapat vaksin dosis lengkap.
“Kita akan diskusi dengan tim ahli apakah dnegan komorbid lebih dari 2 layak untuk vaksin agar masyarakat mau vaksin,” bebernya.
Meski demikian angka kematian pada puncak gelombang ketiga ini terbilang lebih sedikit dibanding gelombang pertama pada Juni 2020 dna gelombang kedua pada Juli 2021 lalu.
“Bulan Juni 2020 sekitar 24.000 tapi yang meninggal hampir 1.000 lebih, pada Juli 2021 angkanya sekitar 10.000 penderita dan Februari ini 6.500 tapi yang meninggal diangka 100,” paparnya.
Sementara untuk kasus aktif pada bulan Februari 2022 ini tercatat 6.500 kasus yang terhitung hampir sama pada bulan Juli 2021 lalu. Namun memang angka kematiannya lebih rendah dibanding bulan Juli tahun lalu.
“Kita lihat sekilas, protokol kesehatan masyarakat masih disiplin dan percepatan vaksinasi mampu untuk mengurangi orang yang bergejala sampai masuk ke RS dan meninggal. Dua hal ini akan kita lihat grafiknya mulai 2020-2022 dua hal ini memang benar-benar menjadi tameng dari Covid-19,” pungkasnya.
- Kualitas Udara di Kota Semarang Masuk Golongan Sedang, Waspada Penyakit Saluran Pernafasan
- Kasus Diabetes Melitus Kini Juga Dialami Usia Remaja Hingga Pralansia
- 25 Puskesmas di Kota Semarang Sudah Bisa Melayani USG Gratis Bagi Ibu Hamil