Warga mulai membersihkan lumpur bekas banjir usai surut Mereka menggunakan sapu hingga sekop dan cangkul untuk membersihkan lumpur di sekitar tempat tinggal mereka.
- Jembatan Penghubung Dua Dusun Di Salatiga Putus: Satu Tewas, Dua Luka Ringan
- Kecelakaan di Depan Kampus UIN Walisongo, Pemotor Wanita Tewas
- Sapi Kurban Lepas, Seruduk Warga Dan Kabur Ke Jalan Raya
Baca Juga
Mereka juga mengeringkan berbagai benda basah akibat terendam kemarin. Mulai dari kasur, kursi busa, serta bantal guling dijemur agar kering.
Dari pantauan RMOLJateng di Jalan Kartini Purwodadi Grobogan masih tampak tumpukan sampah bekas banjir di tepi jalan belum dibersihkan warga. Hal ini karena warga masih sibuk menjemur dan bersih-bersih area rumah dan pekarangan.
Begitu juga di Jalan Tendean, Yos Sudarso, dan Cempaka Purwodadi, tampak lumpur di tepi jalan belum dibersihkan. Kondisi trotoar pun masih terlicin sehingga cukup membahayakan ketika dilalui warga.
Paling parah adalah Dinas Pendidikan Grobogan. Disana tampak lumpur berserakan di sekitar jalan masuk menuju kantor dinas pendidikan.
Para petugas membersihkan lokasi menggiring lumpur masuk di kantor dinas tersebut. Namun para petugas sempat mendapatkan hardikan dari warga depan pintu masuk dinas pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Purnyomo mengatakan, penyebab masuknya lumpu ke dinas pendidikan karena posisi halaman lebih rendah dari jalan raya, dan tidak ada pembuangan air lainnya.
"Pembuangan air hanya ke jalur tepi halaman yang berada cukup jauh dari lokasi perkantoran sehingga lumpur mengrndap di halaman dinas pendidikan," terangnya.
Salah satu solusi, lanjutnya, membuang lumpur ke lokasi drainase, dengan mempekerjakan beberapa petugas untuk menggiring lumpur ke drainase depan dinas pendidikan.
"Mungkin kesepan perlu dievaluasi sehingga saat terjadi banjir lumpur tidak mengendap di halaman dinas pendidikan," terangnya, Kamis (8/2) petang.
Dia mengaku untuk membersihkan lumpur yang mengendap di dinas pendidikan pihaknya telah mendatangkan tangki air dari PDAM (4), PMI (2), BPDB (2), dari Toroh (6), dan tangki penyedot tinja untuk menyedot lumpur.
"Teman-teman dari dinas, SD, SMP & pekerja sekitar 90 orang juga kita datangkan, namun faktanya juga belum bisa tuntas secara keseluruhan," ungkapnya.
- Lupa Matikan Tungku Api, Rumah Warga Purbalingga Terbakar
- Ratusan Mahasiswa di Semarang Tolak Efisiensi Anggaran
- Tabrak Truk Pasir, Bus Bhineka Terguling, 24 Penumpang Terluka