Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menyebut sistem ganjil genap kendaraan bermotor menjadi salah satu alternatif menekan debit kendaraan masuk ke Ibu Kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini saat Tol Trans Jawa terhubung dengan tol ke provinsi ini.
- Pemkot Yogyakarta Kaji Perda Parkir
Baca Juga
"Mengadopsi ganjil genap menjadi bagian dari manajemen lalu lintas di kota besar, seperti Jakarta, tujuannya untuk mengurangi debit kendaraan yang masuk," ucap Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, di Yogyakarta, Jumat (9/6).
Pola rekayasa lalu lintas seperti sistem genap ganjil, kata dia, merupakan teori untuk meminimalisasi kepadatan lalu lintas.
"Misalnya, di sini ada ganjil genap, berarti saya jangan lewat jalan ini. Akhirnya menumpuk di jalan sebelah. Ini tantangannya," tambahnya.
Upaya lain untuk mengurai kemacetan, lanjut dia, penerapan one way traffic dan park and ride.
One way traffic, kata dia, penerapan rekayasa lalu lintas di beberapa sudut kota. Lalu, park and ride adalah memarkirkan kendaraan di titik-titik parkir dan menggunakan transportasi umum masuk ke Yogyakarta.
Menurut dia, berdasarkan survei terkoneksi Tol Trans Jawa mampu menyentuh 80% pengunjung untuk ke Yogyakarta dengan menggunakan kendaraan pribadi.
“Menjadi persoalan baru karena daya dukung dan daya tampung kota Yogyakarta terbatas. Hampir 60% kota ini kawasan cagar budaya. Hal ini menyangkut pelestarian,” terang dia.
Di samping itu, dia mengajak warga untuk mengubah kebiasaan warga dan pengunjung untuk beralih ke moda transportasi umum.
“Harapannya, pengunjung bisa menikmati Yogyakarta dengan memarkirkan kendaraan di titik parkir dan memanfaatkan pedistrian untuk berjalan kaki,” kata dia.
- Pemkot Yogyakarta Kaji Perda Parkir