Diserang Buzzer di Medsos, Cabup Hartopo : Nggak Kita Balas, Kita Sholawatin Saja

Hartopo dan Mawahib memaparkan sosialisasi program mereka dalam visi misinya sebagai Cabup dan Cawabup Kudus.
Hartopo dan Mawahib memaparkan sosialisasi program mereka dalam visi misinya sebagai Cabup dan Cawabup Kudus.

Derasnya serangan bernada minor dari nitizen di sejumlah platform media social yang diarahkan ke Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kudus Hartopo-Mawahib, tampaknya tidak terlalu dipermasalahkan oleh Paslon yang mengusung visi Kudus Maju dan Berkah di Pilkada Kudus ini.


Hartopo mengaku bahwa serangan tersebut beragam bentuknya. Banyak postingan kegiatan dirinya bersama Mawahib yang diuplod di media sosial, kemudian diserang melalui komentar-komentar negatif di bawahnya.

“Yang jelas, itu buzzer karena tidak jelas identitasnya. Komentarnya macam-macam dan menjelek-jelekkan saya,” ujar Hartopo yang didampingi H Mawahib, usai menghadiri sosialisasi program Hartopo-Mawahib di aula Kampus B Poltekun, Kudus, Jumat (6/9).

Hanya saja, Hartopo bersama Mawahib menegaskan tidak terlalu mempermasalahkan serangan-serangan tersebut. Ia bersama Mawahib bersepakat tidak akan melakukan balasan serupa.

“Saya dan Mas Wahib sudah sepakat, kalau ada yang menyerang dan menjelek-jelekkan, nggak akan kita balas. Tapi kita senyumin saja, kalau perlu kita sholawatin,” tutur Hartopo.

Menurut Hartopo, sikap yang diambil mantan Bupati Kudus periode 2018-2023 ini tak lepas dari niatnya mencalonkan diri sebagai Bupati Kudus 2024-2029.

Hartopo menegaskan ia maju sebagai cabup Kudus dan berpasangan dengan Mawahib, juga tidak lepas dari dawuh atau perintah KH Ulil Albab Arwani atau yang akrab disebut Gus Bab.

“Bagi saya, jabatan bukan cita-cita, namun amanah yang harus diemban,” ucap Hartopo.

Hartopo menambahkan pentingnya pengabdian yang dilandasi ketulusan dan tanpa mengedepankan kepentingan pribadi. Sebab sebuah amanah harus dijalankan dengan niat tulus dan tidak memikirkan keuntungan pribadi.

Karena itu, dalam sosialisasinya atas program yang diusung, Hartopo-Wahib berkomitmen kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kudus, khususnya guru swasta serta melanjutkan berbagai program pembangunan di Kabupaten Kudus.

Untuk diketahui, agenda di kampus Poltekun ini juga dihadiri berbagai tokoh pendidikan di Kabupaten Kudus dan para kyai. Diantaranya Forum Guru Wiyata Bakti (FGWB), Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah (FKDT), Badko TPQ, Pergunu, pondok pesantren dan organisasi pendidikan lainnya di Kota Kretek.

Sementara itu, Hanifah salah seorang perwakilan dari Forum Peduli Pendidikan Madrasah Swasta (FPPMS) Dawe, mengapresiasi perhatian Hartopo dan Mawahib terhadap nasib kalangan guru swasta, terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Kami mengapresiasi perhatian pasangan Hartopo-Mawahib terhadap nasib para guru swasta, terutama terkait rencana menaikkan honor guru menjadi minimal Rp1 juta per bulan. Kami berharap program ini dapat diwujudkan dalam periode kepemimpinan mereka,” pinta Hanifah.

Merespon aspirasi tersebut, Mawahib pun menegaskan bahwa program tersebut akan tetap dilanjutkan. Sebab program honor guru swasta tersebut bukanlah program baru, melainkan kelanjutan dari inisiatif yang telah ada sebelumnya.

“Kami berkomitmen melanjutkan kebijakan kenaikan honor guru swasta menjadi minimal Rp1 juta per bulan,” ucap Mawahib.

Selain fokus pada kesejahteraan guru, Mawahib juga memaparkan rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe C di wilayah Pegunungan Muria di Kecamatan Dawe.

“Kami berkomitmen merealisasikan pembangunan Rumah Sakit Tipe C di Colo dalam waktu dekat,” imbuhnya.

Agenda sosialisasi program Hartopo dan Mawahib di kampus Poltekun Kudus dihadiri berbagai tokoh pendidikan di Kabupaten Kudus dan para kyai