Dinkes Semarang Prediksi Kasus Covid-19 Meningkat Pasca Libur Idul Fitri

Kadinkes Kota Semarang, M Abdul Hakam
Kadinkes Kota Semarang, M Abdul Hakam

Dinas Kesehatan Kota Semarang telah memprediksi adanya kenaikan kasus Covid-19 pasca libur Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Bahkan prediksi kasus harian yang dihitung hingga bulan Desember 2022.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam menyebutkan rata-rata kasus harian hingga bulan Desember mulai dari nol sampai 24 kasus per harinya. Namun saat pasca libur Lebaran, ada kemungkinan jumlah kasus harian mengalami lonjakan.

Hakam menyampaikan untuk kenaikan kasus kemungkinan akan dimulai pada akhir Mei hingga pertengahan Juni 2022 yang merupakan masa pasca libur Lebaran. Prediksi angka kasus pada bulan tersebut yakni kisaran 400-500 kasus.

"Kami punya angka prediksi akhir Mei - Juni nanti pasca satu bulan libur Idul Fitri ada kenaikan kasus. Ini harus kami cegah supaya angka terkonfirmasi bisa dikendalikan, termasuk angka kematian," kata Hakam, Rabu (6/4).

Upaya pencegahan lonjakan kasus yang kemungkinan akan terjadi pasca libur Lebaran adalah dengan terus melakukan edukasi terkait dengan protokol kesehatan. Bahkan pihaknya melakukan edukasi melalui petugas Puskesmas dan menghitung tingkat kepatuhan akan protokol kesehatan pada masyarakat di setiap Kelurahan.

Selain edukasi prokes, Dinkes juga terus melakukan percepatan vaksinasi. Hingga saat ini capaian vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 125 persen, sementara dosis kedua sudah 114 persen. Namun untuk dosis ketiga atau booster masih di angka 39 persen. Pihaknya menargetkan hingga akhir bulan April capaian vaksinasi booster diharapkan sudah 50 persen.

"Semakin banyak yang dilakukan booster harapannya ketika ada gelombang kasus pada Mei bisa kami antisipasi jauh lebih bagus," tuturnya. 

Lebih lanjut, Hakam menjelaskan jika vaksinasi bisa menekan angka kasus yang bergejala dan angka kematian. Hal ini terlihat dari gelombang ketiga kasus Covid-19 pada bulan Februari yakni dengan 8.300 an kasus hanya 75 yang meninggal. Berbeda pada gelombang pertama di bulan Juni 2021, ada 24 ribu kasus dan gelombnag kedua pada bulan Juli 2021 yang terdapat 15 ribu kasus, dengan total angka kematian mencapai 1.300.

"Angka kematian pada 2021 lalu lebih tinggi mengingat belum seluruhnya masyarakat mengikuti vaksinasi. Semakin ke sini, masih banyak yang terpapar tapi mortality rate bisa kami tekan karena masyarakat sudah vaksin," paparnya.

Meski tidak melakukan perjalanan jauh atau mudik, masyarakat dihimbau untuk tetap melakukan vaksinasi booster untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus pasca libur lebaran nanti. 

"Semoga sehat. Seandainya terpapar, diharapkan tidak ada gejala atau gejala ringan," pungkasnya.