Pendataan pedagang Pasar Johar yang akan menempati Pasar Johar bangunan baru usai dilakukan revitalisasi oleh Kemeterian PUPR hingga kini masih terus berlanjut.
- Harga Komoditas di Kota Pekalongan Mulai Merambat Naik
- Pasar Rejomulyo akan Dijadikan Pasar Grosir
- Pemkot Pekalongan Akan Terapkan E-Retribusi Pasar
Baca Juga
Plh Kepala Dinas Perdagangan, Mujoko Raharjo mengatakan, saat ini tengah berlangsung proses verifikasi data pedagang yang sudah menginput melalui aplikasi e-Pendawa beberapa waktu lalu.
Mujoko menyebut masih sekitar 1.000 pedagang yang datanya sudah sesuai dari 4.670 data pedagang yang masuk kedalam aplikasi pendaftaran pedagang e-Pendawa.
Padahal pedagang yang pindah ke Relokasi MAJT ada 5.230 pedagang, sisanya tidak memiliki berkas lengkap atau tidak lagi berjualan di relokasi sehingga tidak menginput data.
Pihaknya mengatakan masih banyak sekali pedagang yang kelengakapan administrasi datanya kurang dan harus dipanggil satu per satu melalui WA untuk mengirimkan kekurangan dokumen tersebut.
Hal ini juga dikarenakan masih banyak pedagang yang kurang tanggap tehnologi sehingga masih banyak kekurangan dalam membubuhkan dokumen pada aplikasi tersebut.
"Temen-temen pedagang ini kan gaptek dan ada beberapa yang minta didaftarkan orang lain atau calo, tapi konsekuensinya nomor HP orang lain yang dicantumkan, bukan yang bersangkutan ini yang membuat kita susah untuk kroscek, akhirnya kita japri satu-satu untuk melengkapi data dan itu yang harus diselesaikan satu-satu," kata Mujoko saat dihubungi RMOLJateng, Sabtu (7/8).
Mujoko menyampaikan migrasi data dari yang semula manual menjadi digital adalah pekerjaan rumah bagi Dinas Perdagangan dan para pedagang. Disdag sendiri juga harus melacak transaksional yang ada di lapangan.
Bahkan setelah dianalisi, lanjutnya, antara data perijinan yang sudah di kunci pada tahun 2015 dengan data pedagang yang masuk relokasi MAJT, hanya 30-40 persen yang valid, dan sisanya bermasalah.
"Masalah yang lebih parah lagi itu disana dijual lagi, ini yang menjadi kami berhati-hati dalam memverifikasi data, kendalanya memang pada surat-surat administrasi mereka yang tidak lengkap karena dulu para pedagang ini menyepelekan bahkan mengaku hilang," ungkapnya.
Pihaknya mengeluhkan tidak sedikit pedagang nakal yang memperjualbelikan lapak di lokasi relokasi, akibatnya saat pendataan untuk pindah ke Pasar Johar data pedagang tersebut tidak lengkap.
"Makanya dengan penataan johar yang sekarang kan digital nantinya akan sulit dibuat permainan atau jual beli, karena semuanya harus melalui Dinas, nantinya setiap lapak akan muncul barcode, jadi setiap kali pengecekan hanya akan menggunakan barcode maka semua data pedagang tersebut akan muncul," paparnya.
Dengan berbagai kendala tersebut, Mujoko mengakui proses verifikasi akan mundur tergantung dengan kecepatan respon para pedagang.
"Mungkin verifikasi ini akan molor 1-2 minggu karena kami japri satu per satu, kalau yang merespon wa kami dan bisa disusulkan berkas akan kami tindak lanjuti tapi jika tidak direspon ya kami coret," tandasnya.
- Agustina Wilujeng Minta Masukan Anak Muda Soal Pemkot Semarang
- Wali Kota Semarang Sekolah Tidak Perlu Pembayaran dari Pemerintah
- Ini Program Penanganan Stunting Pemkot Semarang