Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang melakukan pengecekan jajanan atau makanan yang dijual disekitar sekolahan dengan menggunakan fasilitas mobil laboratorium keliling. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan pangan yang ada disekitar sekolah.
- Posyandu di Perum Tamut Tingkir Salatiga Kini Terintegrasi
- Kabupaten Tegal, Brebes dan Pemalang Ditarget Tuntaskan Vaksinasi dalam Dua Minggu
- DKK Solo Sisir Warga Belum Vaksinasi Covid-19
Baca Juga
Kepala Dishanpan Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan pengawasan terhadap makanan ini dilakukan melalui program Mata Dewa (Pemantauan Kualitas Pangan dengan Melibatkan Elemem untuk Warga Kota Semarang). Ia menyebut jika sekolah adalah salah satu dari sejumlah objek yang menjadi perhatian Dishanpan untuk dilakukan pengecekan keamanan pangannya.
Bambang mengatakan jika pihaknya akan memastikan makanan atau jajanan yang dijual sekitar sekolah tidak membahayakan generasi emas. Konsumsi makanan anak-anak memang perlu dipantau sejak dini agar anak-anak tidak sampai tercemar bahan berbahaya dalam tubuhnya.
"Kasihan kalau sering makan mengandung perwarna tekstil, formalin, kan lama-lama SMP saja nanti bisa sakit-sakitan. Padahal, mereka generasi penerus kita," kata Bambang, usai pemantauan keamanan pangan di SDN Rejosari 02, Senin (12/6).
Bambang mengatakan pihaknya tidak hanya mengecek keamanan makanan yang ada didalam sekolah namun juga mengecek yang ada diluar sekolah. Kali ini pihaknya melibatkan pemangku wilayah setempat, Satpol PP, Babinsa, Babainkamtibnas dan stakeholder lainnya. Pasalnya, hal tersebut em jadi tanggung jawab bersama.
Jika ditemukan makanan mengandung bahan berbahaya, pemangku wilayah setempat bisa melakukan edukasi secara terus menerus agar pedagang bersangkutan bisa kulakan makanan yang aman.
"Kami berharap Lurah, Babinsa, Bhabin kamtimbas, kepala sekolah dan lainnya ikut. Jadi, rasa tanggungjawab terhadap kualitas makanan jadi tanggungjawab bareng. Setelah ikut mata dewa, ada temuan, besoknya kalau jalan sambil mengingatkan pedagang untuk kulakan yang aman," paparnya.
Bambang mengatakan saat ini untuk pengawasan kualitas makanan lebih mudah dengan adanya mobil laboratorium. Pasalnya, sampel bisa langsung di cek di lokasi dan stakeholder bisa langsung mengetahui hasilnya sekaligus menjadi bahan edukasi.
"Kami juga ada detektif pangan. Siswa direkrut menjadi seperti dokter kexil. Kalau ada makanan yang mencurigakan bisa lapor ke guru. Nanti, kami akan datang untuk mengecek," bebernya.
Tak hanya sekolah, lanjut Bambang, program mata dewa juga menyasar pasar-pasar tradisional untuk memastikan kualitas pangan di Kota Semarang. Mobil laboratorium milik Dishanpan akan terus berkeliling ke berbagai tempat untuk memastikan kualitas pangan di Kota Lunpia ini.
Analis Pangan Dishanpan, M Taufik Hariyadi mengatakan, ada 19 sampel yang diambil di SDN Rejosari 01 dan 7 sampel dari SDN Rejosari 02. Hasilnya, tidak ada jajanan yang menandung bahan berbahaya.
"Jadi tadi hasilnya negatif semua. Yang kami periksa ada sosis, nugget, tahu, bakso, mie, bumbu-bumbuan, pempek, kerupuk, selai, semua aman," terangnya.
Kepala Sekolah SDN Rejosari 02, Christina Purwanti menerangkan, jika pihaknya selalu berkoodinasi dengan pihak kantin untuk menyediakan jajanan yang sehat. Makanan yang berpengawet juga snagat dibatasi.
"Kami sekolah adiwiyata. Makanya, dari segi makanan juga kami jaga dan pantau," tuturnya.
- 5 Persen Hewan di Kabupaten Semarang Terindikasi PMK
- Sambangi Pasien Rawat Inap, Petugas BPJS Satu Cek Layanan Peserta di Faskes
- PPKM Level 4 Segera Berakhir, Tingkat Kematian Salatiga Masih Tinggi