Dewan Pendidikan Kota Semarang Gagas Sekolah Penggerak

Dewan Pendidikan Kota Semarang (DPKS) menggelar Sarasehan Pendidikan dengan mengambil tema Kota Semarang Sebagai Sasaran Program Sekolah Penggerak.


Dalam acara tersebut juga hadir Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang juga memberikan kata sambutan.

Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, mengingatkan, pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah dimulai sejak PPKM Level 2 diharapkan tidak membuat klaster baru dalam dunia pendidikan. 

Terlebih saat ini Kota Semarang sudah masuk Level 1, diharapkan bisa mempertahankan Level 1 hingga level zero nantinya.

"Di beberapa daerah, PTM itu langsung jadi klaster baru penyebaran Covid," kata Hendi dalam sambutannya di Grand Arkenzo Hotel, Selasa (26/10).

Hendi juga menyebut PTM di Kota Semarang hingga saat ini berjalan dengan baik dan sejauh ini tidak ada klaster sekolah. 

Hendi juga mengatakan menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri, pelaksanaan PTM di Semarang juga dimulai dengan melakukan seleksi dan uji coba terlebih dahulu.

"Kami memastikan sekolah dan PTM tidak boleh jadi persebaran Covid, bahkan titik-titik rawan penyebaran Covid seperti kantin dan parkiran harus di jaga ketat," imbuhnya.

Terkait dengan dipilihnya Kota Semarang sebagai sasaran sekolah penggerak, Hendi mengatakan hal ini didapatkan karena tiga hal, yakni kompetensi, literasi dan karakter. 

Ia juga sependapat dengan Ketua DPKS, Budiyanto yang menyebut guru harus terus meningkatkan kualitas diri. 

"Kalau tadi Pak Budi mengatakan meningkatkan kualitas guru dan dosen adalah tanggung jawab masing-masing, saya minta tambahkan juga tanggungjawab pemerintah. Guru ini harus terus sekolah, harus ada beasiswa," tuturnya.

Selain itu, Wali Kota Semarang ini juga sependapat dengan membudayakan membaca, bahkan dia juga meminta agar masyarakat tidak terpengaruh dengan kabar penelitian tentang rendahnya budaya literasi di Indonesia. 

"Harus ada ilmu baru yang kita dapat setiap hari. Kalau budaya membaca itu kita kembangkan lagi, maka kualitas pendidikan kita akan semakin meningkat," ungkapnya.

Persoalan karakter juga dianggap sangat penting, misalnya saja terkait dengan lunturnya karakter bangsa dalam dua tahun terakhir, terutama saat kampanye yang mengusung isu suku, agama, ras, antargolongan dan etnis. 

"Perbedaan itu terus dipertajam, maka hilanglah kepribadian bangsa kita," keluhnya.

Sementara itu, Ketua DPKS Kota Semarang, Budiyanto mengapresiasi visi Hendrar Prihadi dalam memimpin Kota Semarang yang sejalan dengan menteri pendidikan yakni membangun kota Semarang di sektor kesehatan dan pendidikan.

"Kualitas sebuah bangsa ditentukan oleh kualitas sumberdaya, kualitas sumberdaya manusia ditentukan oleh pendidikan, dan kualitas pendidikan ditentukan oleh gurunya, dosennya," kata Budiyanto.

Dengan sarasehan pendidikan tersebut, dia berharap semua elemen pendidikan memahami dan bergerak bersama untuk mewujudkan Kota Semarang Semakin Hebat dengan Sekolah Penggerak.

"Mudah-mudahan melalui sarasehan ini kita bisa mendapatkan penjelasan secara detail tentang merdeka belajar, sekolah penggerak. Mendidik tidak sebatas menguasai kognitif, tapi juga mengusai afektif, hasil dari sekolah penggerak akan menghasilkan profil pelajar Pancasila," ungkapnya.