Ditengah meningkatnya jumlah penderita Covid-19 yang harus menjalani isolasi mandiri (Isoman) ditengah terbatasnya tenaga medis yang harus melayani ribuan warga, ada cara unik yang dilakukan Pemerintah Desa Karangnangka, Kecamatan/Kabupaten Banyumas. Pemdes setempat memberdayakan warganya sendiri yang tergabung dalam Dasa Wisma (Dawis) sebagai tenaga kesehatan dadakan.
“Tenaga kesehatan dadakan ini tentunya sebagai pendukung upaya Jogo Tonggo yang telah dicanangkan Gubernur Jateng. Saat ini ada 16 orang anggota Dawis yang telah kami latih menjadi tenaga kesehatan dadakan,” kata Kepala Desa Karangnangka, Sunarto, Minggu (8/8).
Sunarto mengatakan, di desanya saat ini ada 33 orang warganya yang positif Covid-19. Karena mereka isolasi di rumah, maka keluarga serumah pasien dianggap positif dan juga wajib melakukan isolasi.
“Urusan makan kami cukupi dari warga sekitar. Ada iuran dari RT dan warga sekitar. Pemdes juga memberikan bantuan sembako, tentu melihat apakah dia layak atau tidak,” kata Sunarto.
Setiap warga yang menjalani isoman, lanjut Sunarto, dipantau terus oleh tenaga kesehatan dadakan itu.
“Kalau mengandalkan bidan desa saja kan kasihan pak, 24 jam tidak bisa tidur. Makanya untuk mengatasinya, kami berdayakan warga sekitar yang tergabung dalam Dawis sebagai kepanjangan tangan tenaga bidan desa dan pendamping kesehatan desa,” kata Sunarto.
Sunarto mengungkapkan, tenaga kesehatan dadakan dibentuk saat varian Delta muncul dan banyak menjangkiti warga. Mereka sebelumnya telah diajari oleh bidan dan tenaga kesehatan bagaimana caranya mengukur suhu badan, cek saturasi oksigen, cek tekanan darah, dan menanyakan keluhan-keluhan pasien.
Mereka juga dilatih cara penanganan pasien termasuk cara melindungi diri agar tidak tertular. Pemdes memfasilitasi, dari bidan memfasilitasi dan semuanya mendukung.
“Tiap hari mereka datang ke pasien yang isolasi mandiri, dan melaporkan hasil pantauannya di group WA,” katanya.
Sunarto menambahkan, pihaknya mengoptimalkan Dawis karena mereka yang berada dekat dengan pasien. Kalau mengandalkan RT, cakupannya terlalu luas.
“Dengan optimalisasi Dawis sebagai nakes dadakan ini, masyarakat semakin terpantau dengan baik. Karena kan 10 rumah itu satu Dawis, jadi lebih dekat cakupannya. Selain membantu penanganan pasien, dengan adanya nakes dadakan dari Dawis ini juga meningkatkan kepedulian masyarakat pada tetangga,” tambah Sunarto.
- Mobil Tim Basarnas Solo Masuk Jurang di Ngargoyoso Berhasil Dievakuasi
- Jogo Tonggo Ala Polres Sukoharjo, Silaturahmi dan Bagikan Bansos Untuk Warga