Desa Damai yang Diinisiasi Wahid Fondation Dilirik Negara ASEAN

Perwakilan negara-negara ASEAN, AS dan Australia mengunjungi beberapa wilayah Desa Damai yang dibentuk oleh Wahid Fondation. Kunjungan berlangsung bersama United Nation (UN) Women.


Desa Damai ini sendiri dibangun di beberapa Kabupaten di Jawa Tengah dan Yogyakarta sejak beberapa tahun silam oleh Wahid Fondation.

Kunjungan negara-negara tersebut adalah rangkaian kegiatan ASEAN on Women, Peace, and Security (WPS) Summit 2023 atau Forum Tingkat Tinggi Perempuan, Perdamaian dan Keamanan atau Women, Peace, and Security (WPS) High Level Meeting 2023 di Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 

Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Indra Gunawan mengatakan dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa mempelajari bagaimana masyarakat sipil seperti Wahid Foundation mampu mengimplementasikan amanat Resolusi 1325 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait dengan WPS (Women, Peace and Security) di tingkat lokal yang telah diratifikasi dalam konteks nasional oleh Indonesia ke dalam Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS).

“Kunjungan ini kami harapkan bisa menjadi ajang untuk saling bertukar pengalaman dan perspektif bagaimana peran masyarakat sipil seperti Wahid Foundation bisa berkontribusi dalam implementasi WPS sekaligus mengimplementasikannya dalam bentuk praktik baik Desa Damai,” kata Indra, Kamis (6/7).

Indra menuturkan kunjungan tersebut masih bagian dari rangkaian kegiatan ASEAN on Women, Peace, and Security (WPS) Summit 2023 sehingga secara resmi merupakan agenda yang direkomendasikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) untuk memperkenalkan praktek-praktek baik yang diinisiasi oleh masyarakat sipil sebagai upaya membangun partisipasi dan keterlibatannya dalam proses implementasi WPS di Indonesia. 

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada seluruh delegasi yang telah berkunjung ke Desa Damai. Menurutnya, Wahid Foundation mempunyai keinginan kuat untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk menciptakan keamanan dan perdamaian di tengah masyarakat melalui inisiatif Desa Damai.

“Program Desa Damai yang sudah kami mulai sejak 2017 bersama UN Women. Ini merupakan keinginan yang kuat dari kami untuk bisa berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional yang berwujud inovasi dan inisiatif untuk menciptakan keamanan dan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat,” ucap Yenny.      

Lebih lanjut, program Desa Damai menurut Yenny bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian, toleransi, keberagaman serta keadilan dan kesetaraan gender untuk memperkuat kohesi sosial di masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, program ini menggunakan pilar penguatan kapasitas masyarakat sipil, khususnya kelompok perempuan dalam bidang kepemimpinan perempuan serta pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Secara paralel, lanjut Yenny, pilar pencegahan dan penanganan konflik sosial serta isu lingkungan dan sumber daya alam pun menjadi strategi sebagai upaya membangun ketahanan dan kemandirian masyarakat sipil. 

Dalam menjalankan program Desa Damai, Wahid Foundation berusaha mengimplementasi Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS). 

Di sisi lain, sebagai upaya untuk membangun perdamaian dan pencegahan ekstremisme kekerasan WF juga mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Tindak Terorisme (RAN PE). 

Kedua pendekatan tersebut menempatkan perempuan sebagai aktornya. Dengan kata lain, secara prinsip regulasi dan kebijakan, program Desa Damai menjadi sebuah upaya atas partisipasi masyarakat sipil, khususnya kelompok perempuan, dalam mengejawantahkan RAN P3AKS dan RAN PE secara bersamaan di tingkat desa atau kelurahan sebagai struktur pemerintah paling bawah di Indonesia. 

Jamsheed M Kazi, Country Representative- Indonesia & Liaison to ASEAN at UN Women menyatakan kebanggaannya menjadi partner perjalanan WF dalam menjalankan program Desa Damai. Ia menilai bahwa Program Desa Damai  sangat penting karena bertujuan untuk memastikan memperkuat kohesi sosial dan membangun masyarakat yang damai.

“Kami melihat pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya peningkatan pendapatan dan peluang mata pencaharian sebagai salah satu tindakan prioritas utama dalam program ini  untuk mencapai tujuan tersebut. Terkait dengan hal ini, anggota masyarakat bersama-sama merancang rencana aksi, termasuk beberapa bidang prioritas utama seperti penyediaan infrastruktur publik yang ramah perempuan untuk melakukan kegiatan kolektif; membangun mekanisme tanggap gender untuk melindungi perempuan dan anak dari kekerasan berbasis gender; dan mendorong partisipasi dan kepemimpinan perempuan di semua sektor di desa, termasuk administrasi, keamanan, ekonomi dan pendidikan,” tuturnya.

Matheus, salah satu delegasi peserta asal Timor Leste yang ikut dalam kunjungan tersebut, menerangkan bahwa dirinya sangat tertarik untuk mempelajari lebih lanjut seperti apa konsep Desa Damai. Dirinya sangat terkesan tentang bagaimana masyarakat sipil bisa secara aktif terlibat dalam mengimplementasikan WPS dalam skala nasional sehingga mampu memberikan dampak yang baik terhadap kehidupan masyarakat secara langsung dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan negara yang berkelanjutan. 

“Saya sangat tertarik seperti apa praktik baik desa damai ini berjalan di desa-desa dampingan Wahid Foundation. Kita bisa melihat hari ini bagaimana banyak perempuan menjajakan produk hasil karya mereka sendiri dengan penuh kreatifitas,” jelasnya.