Denmark menjadi negara Uni Eropa pertama yang memberikan persetujuan penggunaan untuk obat anti-virus molnupiravir yang diproduksi Merck.
- Pasukan China Umumkan Latihan Perang di Dekat Taiwan
- Presiden Korsel Berikan Grasi Bos Samsung Terkena Skandal Korupsi
- Indonesia Dapat Shock Therapy dari AS Karena Kamala Haris Tak Mampir
Baca Juga
Perawatan Covid-19 berbasis pil tersebut dipasarkan dengan nama Lagevrio, yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari European Medicines Agency (EMA) pada pertengahan November lalu, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
"Kami merekomendasikan pengobatan pil karena kami percaya bahwa manfaatnya lebih besar daripada bahaya bagi pasien yang paling berisiko menjadi sakit parah Covid-19," kata Kirstine Moll Harboe dari Otoritas Kesehatan Denmark, seperti dikutip Sputnik.
Moll Harboe berjanji bahwa efek dan efek samping dari pengobatan akan dipantau secara ketat.
Di sisi lain, hasil lengkap uji klinis oleh Merck yang dirilis pada 26 November sendiri cukup mengecewakan. Menurut hasil awal, obat tersebut mengurangi tingkat rawat inap dan kematian bagi pasien berisiko yang meminumnya segera setelah infeksi sebesar 30 persen, dibandingkan dengan 50 persen yang disebutkan sebelumnya.
Saat ini, Denmark tengah menghadapi gelombang baru Covid-19 di tengah kemunculan varian baru Omicron.
Denmark sendiri memiliki tingkat vaksinasi 77,1 persen, tertinggi di Skandinavia, dan sedang dalam proses pemberian suntikan booster kepada penduduknya.
- Penggemar Foo Fighters Berduka, Taylor Hawkins Meninggal Dunia
- Elon Musk Beli Twitter Seharga Rp634 Triliun Tunai
- Harapan Xi Jinping pada Kanselir Jerman Olaf Scholz Baru