Konten media sosial jadi alasan seorang pelaku ikut tawuran antargeng di Jembatan Kalisambong, Kabupaten Batang, yang menewaskan Muhammad Ganesha. IJ (18) satu dari 13 tersangka mengakui hal itu.
"Iya, demi konten," kata IJ di lobi Mapolres Batang, Rabu (26/6).
Ia mengaku sebelum kejadian masih berada di rumahnya yang ada di Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Lalu, temannya menelpon dan mengajaknya ikut tawuran antargeng di Batang pada Malam takbiran Idul Adha.
IJ pun ikut berangkat dengan membawa celurit. Ia masuk berada di geng gabungan melawan geng Gaza.
"Saya diajak pak, dan sempat mengejar korban yang lari. Dia kena ujung celurit pada bagian kakinya. Saya membacok di depan toko, " kata tersangka.
Candra Haryono (43), ayah korban, juga menyaksikan jalannya konferensi pers yang diadakan Mapolres Batang. Ia turut mendengarkan keterangan dari pihak kepolisian tentang peristiwa yang menewaskan putranya.
Dengan nada tinggi, Candra masih merasa tidak terima dengan kematian anaknya itu.
"Saya inginnya nyawa dibalas nyawa. Orang anak saya itu katanya sudah tidak mau ikut-ikut geng lagi, tapi tetap dipaksa," ucapnya.
Ia ingin para pelaku bisa dihukum seberat-beratnya. Lalu tidak ada korban lainnya yang bernasib sama seperti anaknya.
- Punya 10 Ribu Anggota, Banser Batang Pastikan Netral di Pilkada 2024
- Pj Bupati Batang Kritik Pendapatan Parkir di Tengah Pelantikan Pejabat Eselon 2
- Apresiasi Bank Indonesia Tegal dan Kementrian: Pemkab Batang Tingkatkan IETPD hingga 28,45