DBD Mulai Memakan Korban Di Antara Siswa SD Negeri Purwodadi, Salah Satunya Meninggal

Ilustrasi Nyamuk Aedes Aegypti
Ilustrasi Nyamuk Aedes Aegypti

Tiga siswa SDN 3 Purwodadi Grobogan terkena penyakit demam berdarah dengue yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti. Ketiganya sempat dirawat di rumah sakit Purwodadi.

Dari ketiga siswa yang dirawat, satu diantaranya meninggal dunia. Siswa tersebut diketahui bernama Nagita Bunga Lestari, warga Plendungan, Kelurahan Kuripan, Kecamatan Purwodadi. 

Sementara dua lainnya, Nayla Rafanda Ramadani, warga Nglejok RT01/RW15 Kuripan, Kecamatan Purwodadi, dan Adnan Zhaidant Rizqullah Haikal, warga Tumenggungan RT02/RW03 Desa Genuksuran, Kecamatan Purwodadi.

Usai mendapati kabar tersebut para guru kemudian bekoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan untuk melakukan fogging (pengasapan). 

Tak menunggu lama, fogging pun dilakukan ke SDN 3 Purwodadi dan sekitar lokasi serta beberapa sekolah lainnya antara lain yakni SDN 2 Purwodadi, SDN 9 Purwodadi dan SMPN 1 Purwodadi. 

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan, Djatmiko, mengatakan upaya fogging yang dilakukan sebenarnya kurang akurat karena yang terbunuh adalah induk nyamuk sementara telur dan jentiknya masih dapat tumbuh kembali. 

"Usia nyamuk 'kan satu minggu. Jadi meski induk sudah mati, jentik dapat tumbuh, dan kembali bertelur. Upaya terbaik adalah dengan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk," ujarnya Sabtu (30/3) siang. 

Dia meyebutkan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terbukti lebih akurat daripada fongging yang dapat menimbulkan dampak iritasi. 

"Namun, karena mereka berharap fogging, kegiatan itu kita laksanakan. Akan tetapi yang lebih akurat adalah pemberantasan secara menyeluruh, baik induk hingga telur dan jentik dengan cara rutin berkala," terang Djatmiko. 

Dia mempertegas, pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan dan menjadi tanggung jawab bersama sebagai langkah antisipatif atau pencegahan penyebarannya.