David Hidayat : Sido Muncul Genjot Penjualan Pada Semestar II Tahun 2021

Suasana di pabrik Sido Muncul/net
Suasana di pabrik Sido Muncul/net

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. bakal menggenjot peningkatan penjualan pada semester II/2021 setelah sebelumnya mencatat kinerja positif pada semester I/2021 dengan membukukan laba bersih naik 21,32% secara year on year (yoy) sebesar Rp502 miliar.


Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/8/2021).

Menurut David Hidayat, kenaikan laba itu tidak terlepas dari penjualan yang terdongkrak 13,36% yoy menjadi Rp1,65 triliun pada penjualan di kuartal kedua 2021 dengan meningkatnya permintaan produk Tolak Angin. 

Selain itu lanjut David, Sido Muncul juga siap merilis produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakan di masa pandemi ini. Tidak hanya itu, Sido Muncul juga tengah menyiapkan strategi untuk pemulihan penjualan ekspor. 

"Penjualan ke Nigeria juga mengalami peningkatan. Bulan lalu kami melaunching varian baru dan ternyata diminati disana," ujar David.

Lebih lanjut David menegaskan, dengan banyaknya permintaan yang tidak dapat dipenuhi untuk beberapa produk, Sido Muncul harus melakukan perubahan beberapa mesin agar bisa dimanfaatkan lebih maksimal, sehingga kapasitas produksi produk-produk tertentu bisa ditingkatkan secara signifikan untuk dapat merespons permintaan di semester II ini. 

"Alhasil, diawal semester II ini kami siap dan telah bisa memenuhi permintaan pasar yang benar-benar meningkat tajam," tandas David.

Sido Muncul lanjut David, akan meningkatkan jumlah outlet dari 113.000 pada 2020 menjadi 125.000. Angka ini melebihi target tahun ini sebanyak 120.000. 

"Penambahan jumlah outlet cukup banyak di wilayah Indonesia bagian Timur, yang menyumbang 13 -15% dari pendapatan di semester I/2021," ujarnya.

David juga menuturkan, kinerja perusahaan pada 2021 ini akan terus melanjutkan pengembangan jalur distribusi lokal melalui penambahan outlet di wilayah-wilayah yang masih minim kontribusinya dan juga jalur distribusi online yang semakin marak penjualannya.

Menurut David, tahun ini strategi untuk mengenjot kenaikan pendapatan, penjualan maupun laba juga  dengan memfokuskan pada penjualan ekspor produk herbal dan minuman ke berbagai negara potensial, selain tetap memperkuat pasar domestik.

"Bahkan perusahaan kini mulai gencar melakukan pengembangan market untuk berbagai produk  di negara-negara semenanjung Arab, Indo China dan Nigeria/Afrika,” ujar David.

Tidak hanya itu, tutur David, perusahaan juga sedang menggalakkan penjualan bahan baku (extrak rempah) ke perusahaan makanan,  minuman dan juga minyak atsiri ke perusahaan farmasi dan kosmetik dengan mengoptimalkan kapasitas unit extraksi yang tersedia.

"Bahkan untuk menyikapi potensi pengembangan kedepan, kami kini juga sedang mengembangkan project greenhouse yang nantinya mendapatkan bahan baku yg sesuai standar kualitas kami serta membantu  kesinambungan bahan-bahan rempah yang digunakan, dari sisi ekonomis akan jauh lebih effisien,” tutur David.

David optimis pada 2021 ini perusahaan Sido Muncul bakal mampu mencapai kenaikan penjualan dan meraih kenaikan laba dari tahun sebelumnya, meski kondisi pandemi belum diketahui kapan berakhir.

"Produk-produk Sido Muncul terkait peningkat daya tahan tubuh seperti Tolak Angin, produk minuman jahe, Vitamin C:1000, Vitamin D, JSH, serta Sambiloto menjadi pendorong utama pertumbuhan kinerja penjualan,” ujarnya.

Lebih jauh David menyatakan, dari laporan keuangan Sido Muncul, penjualan segmen jamu herbal dan suplemen masih mendominasi hingga Rp1,06 triliun di semester I/ 2021. Capaian ini meningkat 14,98% yoy. 

Sementara itu, penjualan segmen makanan dan farmasi juga bertumbuh 12,17% yoy menjadi Rp 526,24 miliar. Sedangkan segmen farmasi tercatat paling minim hanya sebesar Rp 67,10 miliar atau melorot tipis 0,38% yoy. 

"Peningkatan penjualan bersih ditambah manajemen biaya yang solid mendorong pertumbuhan laba bersih setelah pajak sebesar 21% atau menjadi Rp502 miliar pada semester I/2021 dibandingkan tahun lalu hanya sebesar Rp 413,79 miliar," pungkas David Hidayat.