Pemerintah Kabupaten Grobogan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Grobogan terus melakukan pengentasan anak tidak sekolah (ATS), melalui sistem door to door ke rumah siswa.
- Dion Agasi Komit Dukung Astacita Presiden Bidang Pendidikan
- Remaja Merokok dan Rokok Ilegal Sama-sama Berbahaya
- Buntut Pencopotan Kepsek, Kondisi SMKN 1 Sale Rembang Memprihatinkan
Baca Juga
Terbukti, dari program tersebut sebanyak 113 anak kembali sekolah di PKBM terdekat. Sekretaris Disdik Grobogan Wahono menerangkan, persoalan ATS tidak bisa hanya diatasi satu pihak saja.
Menurutnya, butuh kerjasama banyak pihak untuk mengatasi ATS di Grobogan. Ia menjelaskan, ATS Kabupaten Grobogan Berdasarkan data pada Penanganan Kemiskinan Ekstrim (PKE) berjumlah 898 orang.
"Namun, datanya kan bersifat dinamis. Data terakhir yang kami terima dari data kemiskinan ekstrim. Itupun mengalami perubahan setelah diverifikasi," ucapnya, Sabtu (30/9).
Wahono menambahkan, selama ini pihaknya menggandeng pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) untuk mengatasi ATS. Para ATS yang tidak ingin kembali ke sekolah formal disarankan untuk melanjutkan studi ke lembaga non formal.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (Kabid PAUD PNF) Sutomo menjelaskan, berdasarkan data dapodik ATS yang terdampak kemiskinan ekstrim di kabupaten Grobogan berjumlah 898 orang.
"Setelah kami lakukan pendataan ke lapangan secara door to door dengan melibatkan guru PAUD yang aktif di desa, mendapatkan hasil, siswa tidak mau sekolah, ingin fokus bekerja, dan yang menikah sebanyak 428 orang," jelasnya.
Mayoritas mereka beralasan kerja dan telah menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, hingga malas untuk sekolah. Dampak Covid-19 terlalu lama juga menjadi alasan mereka tidak sekolah.
"Dari 113 orang yang sebelumnya tidak bersekolah kembali sekolah. sudah kami petakan dan kami serahkan ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)," ucapnya.
Ia menyebutkan, inisiatif melakukan door to door ke rumah warga dilakukannya guna menekan angka ATS di Kabupaten Grobogan serta mengentaskan para ATS tersebut untuk masuk ke sekolah lagi.
Ia menjelaskan, kembalinya mereka untuk sekolah didasari oleh keinginan sendiri serta beberapa ingin memiliki ijazah untuk mencari kerja.
"Jadi jumlah keseluruhan yang masih mau kembali ke sekolah dari door to door mendatangi rumah warga sebanyak 113 anak dan kembali bersekolah," ucapnya.
- Perpusda Kota Salatiga Berkomitmen Bangun Literasi Sejak Dini
- Berkontribusi Majukan Pertanian, Mentan Amran Sulaiman Terima Penghargaan Dari UNS
- Penghapusan Jurusan IPA dan IPS di SMA Negeri 1 Demak: Meningkatkan Fokus pada Potensi Siswa