Datangi Batang, Menteri Risma Dengarkan Curhatan 14 Korban Pencabulan di Bawah Umur

Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini menemui 13 anak korban pencabulan guru ngaji di Desa Kedungmalang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang. Ia datang untuk memberi motivasi pada para korban serta orangtua.


Menteri Risma, sapaan akrabnya, juga menemui AAW (12) anak dengan disabilitas ganda, yang mengalami rudapaksa oleh T (52) yang berprofesi sebagai tukang cukur.

Datang sekitar pukul 16.30, Menteri Risma langsung menemui para korban di Restauran White Barn, Kelurahan Proyonanggan Selatan, Kecamatan Batang. Selama kurang lebih sejam, Risma berbicara pada para korban sekaligus memberi bantuan.

"Ya, macem - macem yang diceritakan para korban. Gimana perasaanmu? Ada yang marah, ada yang benci. Lah, trauma itu yang harus dihilangkan supaya mereka kembali normal dan maksimal dalam berpikirnya," tuturnya, Senin (15/5).

Ia mengilustrasikan bagaimana trauma bisa mengganggu kehidupan seseorang. Misalnya, kemampuan sebenarnya seseorang 100 persen, lalu ada trauma 20 persen, maka seseorang hanya bisa memakai kemampuannya maksimalnya 80 persen.

Risma mengatakan pihaknya selalu merespon cepat ketika mendengar informasi tentang kekerasan seksual pada anak. Kunjungan hari ini juga tidak sekadar memberi motivasi, tapi juga mengevaluasi hasil pendampingan bagi para korban 

Hasil evaluasi menunjukkan, beberapa  korban yang harus ditangani secara khusus.  Pihaknya sepakat akan hal itu dengan Penjabat Bupati Batang, Kapolres Batang dan Dandim 0736/Batang.

"Ada beberapa korban yang sudah dewasa, saat korban ditanya butuh apa? Maka akan dibantu untuk meneruskan kelangsungan hidup mereka. Kalau butuh usaha, maka kita bantu alat usaha," ujarnya.

Ia mengakui ada beberapa korban harus menjalani terapi. Akan ada psikolog yang akan mendampingi beberapa korban hingga traumanya sembuh.

Pihaknya juga menggelontorkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada para korban dengan total sebesar Rp72.800.000. Ada yang diberi mesin jahit dan sebagainya.

Risma bercerita mempunyai pengalaman terkait korban pencabulan. Penanganannya tidak mengeluarkan biaya karena memanfaatkan rumah sakit daerah serta OPD.Tri Rismaharini keluar sekitar pukul 17.30. 

Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung Iyan Kusmadiyana, menambahkan pihaknya tidak hanya mendampingi korban yang melapor resmi ke Polisi. Tapi juga korban yang tidak berani melapor secara resmi ke kepolisian.

"Laporan di kepolisian menjadi pijakan kami. Misal yang lapor 11, tapi yang kami dampingi 13 anak. Sesuai hasil assessment kami," tuturnya.

Hadir dalam pertemuan itu Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kanya Eka Santi, Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung Iyan Kusmadiyana, PJ Bupati Batang Lani Dwi Rejeki, Kapolres Batang AKBP Saufi Salamun.

Kasubsi Intelejen Ari Sulistijanto, Kadinsos Batang Joko Tetuko, Kadis DP3AP2KB Kab. Batang Supriono, Kasdim Slamet Muchadi, Camat Wonotunggal,  Kades Wonotunggal dan Kades Kedungmalang.