Daop 6 Optimalkan Kesiapsiagaan, Antisipasi Gangguan Hidrometeorologi

Pengecekan Secara Rutin Dilakukan Pada Drainase-Drainase Di Sepanjang Jalur Kereta Api Sebagai Perawatan Rutin Daop 6 Yogyakarta, Saat Intensitas Hujan Yang Tinggi Dilakukan Lebih Intensif. Dian Tanti Burhani/RMOLJawaTengah
Pengecekan Secara Rutin Dilakukan Pada Drainase-Drainase Di Sepanjang Jalur Kereta Api Sebagai Perawatan Rutin Daop 6 Yogyakarta, Saat Intensitas Hujan Yang Tinggi Dilakukan Lebih Intensif. Dian Tanti Burhani/RMOLJawaTengah

RMOLJateng - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta terus mengupayakan untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api. Diantaranya dari gangguan hidrometeorologi seperti curah hujan ekstrim, banjir, tanah longsor, genangan, pohon tumbang, dan lainnya.


Untuk itu Daop 6 Yogyakarta melakukan langkah antisipatif guna menjaga keselamatan dan kelancaran perjalanan KA dari gangguan tersebut.

Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, sebut intensitas hujan yang cukup tinggi seperti yang terjadi akhir-akhir ini meningkatkan kesiapsiagaan Daop 6 untuk menyiapkan prasarana secara optimal dalam rangka menghadapi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi.

Langkah proaktif keselamatan terus dijalankan oleh jajaran Daop 6. Tidak hanya pekerja, namun manajemen juga turun langsung untuk memastikan perjalanan kereta api tetap lancar.

"Salah satunya dengan pengecekan berkala sarana dan prasarana perjalanan kereta apimelalui berbagai metode, seperti cek lintas antar stasiun dengan jalan kaki dan menggunakan kereta pemeriksaan khusus, selain pemeriksaan rutin harian oleh unit terkait," papar Manajer Humas Daop 6, Krisbiyantoro, Rabu (06/11). 

Menurutnya pengecekan secara rutin dilakukan pada drainase-drainase di sepanjang jalur kereta api. Ini telah menjadi perawatan rutin Daop 6 dan ketika terdapat intensitas hujan yang tinggi hal tersebut dilakukan lebih intensif.

"Kami juga melakukan perkuatan talud atau dinding penahan tanah untuk mencegah terjadinya longsor dan tanah amblas akibat arus air yang deras," lanjutnya. 

Daop 6 juga mengantisipasi adanya pohon tumbang dengan metode pemotongan pohon-pohon besar yang berpotensi roboh ke arah jalur KA bekerjasama dengan warga setempat.

"Kami telah memetakan daerah-daerah pantauan khusus seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang. Hal tersebut guna memudahkan dalam menentukan langkah mitigasi risiko karena titik-titik tersebut terpantau dengan baik," katanya. 

Untuk wilayah Daop 6 Yogyakarta ada tiga daerah pantauan khusus yaitu KM 75+1/9 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus amblesan/ tanah labil. 

Kemudian KM 93+5/8 antara Stasiun Salem-Kalioso yang merupakan daerah pantauan khusus banjir. Terakhir adalah KM 77+9/78+5 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus longsor.       

Krisbiyantoro menjelaskan mitigasi risiko lainnya yang dilakukan Daop 6 adalah menambah penangkal petir di tiang LAA, tower telekomunikasi, dan persinyalan.

Guna memperkuat langkah antisipasi, Daop 6 juga berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui prakiraan-prakiraan cuaca. 

“Aspek keselamatan perjalanan kereta selalu menjadi fokus prioritas Daop 6 Yogyakarta terutama di musim hujan seperti ini. Hal ini sesuai dengan tagline KAI dalam HUT ke-79 yaitu Safety and Sustainability,” pungkas Krisbiyantoro.