Dance : Data Pemilih ada yang Mati Dihidupkan, Hidup Dimatikan

Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit meminta penyelenggara Pemilu 2024 untuk berhati-hati terhadap data pemilih tetap yang saat ini. Karena ia menduga, ada indentitas warga telah 'mati dihidupkan' kembali dan sebaliknya yang 'hidup dimatikan'.


Untuk itu, dirinya tidak hanya sebagai 'pemain' dalam Pemilu 2023/2024 tapi jiga masuk dal Desk Pemilu 2024 meminta agar KPU Kota Salatiga dan Bawaslu kembali mencermati DPT yang telah diumumkan ditingkat RW se-Salatiga.

"Saya hanya memberi catatan ada beberapa hal yang saya catat, kalau saya kuncinya adalah transparan. Baik teman-teman pelanggaran KPU dan Bawaslu serta pemerintah harus transparan. Bukan tidak mungkin, biasanya kan gesekan  bisa terjadi hanya gara-gara hal tersebut," ungkap Dance di tengah kegiatan Desk Pemilu di Salatiga, Senin (26/6) petang.

Kegiatan ini dihadiri pula Sekda Kota Salatiga Wuri Pudjiastuti, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Salatiga, Herwin Ardiono SH

Kapolres Salatiga diwakilin Kasat Intel, Ketua KPU Salatiga Syaemuri, Ketua Bawaslu Salatiga Agung Ari Mursito, serta Lurah dan Camat se-Salatiga.

Lebih jauh Dance mengungkapkan, di tingkat RW se-Salatiga saat ini telah ditempelkan nama pemilih tetap.

"Saya sudah lihat di RW-RW sudah dipasang DPT. Sehingga masing-masing warga bisa melakukan pengecekan sendiri masuk atau tidak sebagai pemilih tetap. Dari terakhir yang dog, ada 151.146 pemilih tetap di Salatiga," terangnya.

Sehingga, dengan angka terakhir yang ditetapkan KPU lurah dan Camat di Salatiga dinilainya menjadi arda terdepan dalam pengecekan terhadap daftar pemilih tetap warganya. 

Secara aplikasi pun, ungkap dia, saat ini warga negara bisa melukakan pengecekan. Dan ia menilai, pengecekan melalui aplikasi ini sangat penting.

"Meskipun nanti memakai KTP masih bisa," imbuhnya.

Sementara Ketua Bawaslu Salatiga Agung Ari Mursito menyebutkan pihaknya terus melakukan kerjasama dengan seluruh pihak terkait di Salatiga agar tercipta Pemilu kondusif.

"Terkait dengan kajian DPT dan sebagainya itu sudah menjadi konsen kami. Awal memang kami gontok-gontokan dengan KPU. Memang agak keras ya kami selalu memberikan masukan himbauan seperti itu termasuk yang disampaikan di Sidorejo Lor dengan penambahan sekian bahkan kemudian ada satu TPS yang hilang hampir separuh itu juga akan tetap konsen kami," terang Agung.

Ia menyatakan, Bawaslu Salatiga akan terus berkomitmen meski dengannya SDM pengawasan masih sangat terbatas.

Namun demikian, karena semuanya dilakukan dengan model aplikasi sehingga Bawaslu Salatiga diakuinya agak mengalami kesulitan.

"Sehingga kami hanya bisa menemukan data perbandingan data dengan yang kami miliki. Misalnya dari DPT 2019 DPP DPR itu yang kemudian kita sandingkan. Sehingga kita bisa memberikan saran dan masukkan kepada KPU yang meskipun kalau kita lihat masih ada beberapa tadi yang meninggal tiba-tiba muncul kita mendatangi," bebernya.