Perhatian publik pada perkembangan Indonesia dewasa ini tak lagi hanya tertuju pada ibu kota saja. Banyaknya local champion yang muncul di berbagai daerah pun dinilai menjadi salah satu tren positif dalam membangun generasi Indonesia emas.
- MBG Tetap Berjalan di Karanganyar, Menu Disesuaikan Selama Ramadan
- Intens Berlatih, PMR Spensawa Juara Umum COMPARA
- Janji Wali Kota Semarang, Sabtu Ini Gaji PPPK Guru Cair
Baca Juga
Hal itulah kemudian yang mendasari Program Studi D3 PSDKU Sekolah Vokasi UNDIP Kampus Rembang untuk semakin menguatkan semangat mahasiswa dalam membawa identitas lokal pada berbagai karya.
Kepada Program Studi, Andriyani mengatakan bahwa mahasiswa perlu memahami bahwa segala hal yang bersifat lokal adalah merupakan bagian dari keragaman Indonesia, yang harus menjadi perhatian.
Andri meyakini justru dari konten lokal, mahasiswa mampu belajar menjadi genuine dan otentik.
"Kita punya local wisdom yang luar biasa, local brand yang mampu mendunia, dan local empowerment yang nantinya akan mejadi pondasi pemberdayaan manusia Indonesia secara terus menerus," tutur Andri, Jumat (24/6).
Maka dari itu, dalam kegiatan KKL yang dilaksanakan online beberapa waktu lalu tersebut, Andri pun mendapuk tiga pembicara untuk bisa meningkatkan perhatian mahasiswa pada konten lokal.
"Narasumber pertama yang berbicara terkait Local Wisdom adalah Bapak Haji Taj Yasin Maimoen atau biasa kita kenal Gus Yasin sebagai wakil gubernur Jawa Tengah," jelas Andri.
"Narasumber kedua adalah mas Arto Biantoro selaku aktivis brand lokal yang berbicara terkhusus soal Local Brand, serta narasumber ketiga adalah Ibu Syanaz Winanto sebagai pemilik Rorokenes mengingat isu Local Empowerment juga penting untuk kita angkat," imbuhnya.
Adapun dalam kegiatan tersebut, Taj Yasin Maimoen menekankan bahwa semangat mengangkat local wisdom atau kearifan lokal menjadi penting untuk dikuatkan. Pasalnya dia meyakini bahwa Indonesia memiliki banyak nilai - nilai warisan leluhur yang hebat.
Pemerintah Australia dan Denmark mengapresiasi langkah penanganan Covid-19 berbasis potensi masyarakat melalui Jogo Tonggo.
"Rasa-rasanya ini sebenarnya bukan kehebatan kita. Kita hanya mengembalikan kebiasaan (leluhur) kita saja. Artinya ada identitas lokal yang perlu kita pertahankan," tutur Taj Yasin Maimoen.
Di sisi lain Arto Biantoro sebagai aktivis Brand Lokal mengingatkan mahasiswa jika Indonesia memiliki banyak sekali narasi - narasi yang bisa diangkat menjadi sebuah kekuatan dalam membangun brand.
"Indonesia punya potensi yang begitu kaya tentang brand - brand lokal yang belum tergali," kata Arto.
"Sebenarnya konteksnya brand hari ini bukan lagi soal bersaing, tapi bagaimana kita memperbaiki diri untuk memberikan yang terbaik. Jadi ada dua energi yang berbeda antara fokus menjadi nomor satu dengan fokus memberikan yang terbaik dalam memberikan manfaat," pungkasnya.
- Belum Bersifat Final, Vokalis Band Sukatani Masih Diperbolehkan Mengajar di SDIT Banjarnegara
- Wisuda di Udinus Masuki Ruang Senat Gunakan Becik-Ku
- Rektor UNS Hadiri Forum Kerja Sama Perguruan Tinggi Indonesia - Prancis ke 12 di Valenciennes