Clorot, Banyak Yang Salah Membuka Bungkusnya Saat Pertama Menikmati

Clorot, Salah Satu Makanan Khas Dari Kabupaten Purworejo. Budi Agung/RMOLJawaTengah
Clorot, Salah Satu Makanan Khas Dari Kabupaten Purworejo. Budi Agung/RMOLJawaTengah

Ada beberapa jajanan pasar yang menjadi kekhasan dari Purworejo. Salah satunya bernama clorot. Berbahan dasar tepung beras dan tepung kanji, penganan ini memiliki tekstur yang kenyal. Kemasannya unik karena berbungkuskan janur atau daun kelapa muda yang dibua melingkar.

Bagi yang pertama kali menikmatinya, akan kebingungan untuk membukanya. Mereka akan membuka daun pisang itu dari bagian atas, padahal penikmat cukup mendorong bagian bawahnya sehingga makanan itu akan keluar dengan sendirinya.

Salah seorang pengusaha clorot rumahan, Salis Nugroho (41), warga Kelurahan Cangkrepkidul, Kecamatan Purworejo menuturkan bahwa clorot selain menggunakan bahan baku tepung beras dan tepung kanji, juga menggunakan vanili, gula jawa atau gula aren, air dan janur sebagai wadahnya,

"Bahan-bahannya memakai tepung beras tapi berasnya harus baru tidak memakai tepung beras yang sudah jadi dan dijual di toko-toko, kita membeli beras yang masih baru kemudian menggiling sendiri untuk dijadikan tepung beras," kata Salis memberikan resep.

"Kemudian bahan selanjutnya adalah tepung kanji, gula merah atau gula jawa kemudian vanili. Untuk perbandingannya jika memakai 1 kilogram tepung beras maka tepung kanjinya setengah kilogram dan airnya 1.000 cc, sedangkan gula dan vanili sesuai selera masing-masing, karena bahan-bahannya tidak memakai pengawet clorot hanya bisa bertahan selama 1-2 hari saja,” terang Salis.

Memurut Salis, cara membuat clorot cukup mudah, yaitu dengan mencampur semua bahan sampai menjadi adonan cair agak kental lalu dimasukkan ke dalam corong janur kemudian dikukus.

"Pertama campur adonan tepung beras dan tepung kanji dengan air diaduk sampai menjadi adonan cair agak kental lalu rebus gula jawa atau aren hingga mencair kemudian campur gula cair dan vanili ke adonan tersebut, jika sudah tercampur rata adonan dimasukkan ke dalam corong janur kemudian dikukus selama 1 jam,” jelasnya.

Yang tidak boleh dilupakan dari jajanan clorot ini adalah cara membuat kemasan dari janur yang berbentuk corong. Salis mengatakan jika cara membuat kemasan clorot susah-susah gampang. Jika belum terbiasa akan menghabiskan waktu lama tetapi bagi yang sudah terbiasa bisa membuat rata-rata 1.000 kemasan per hari.

Untuk pembuatan corong ini, Salis membayar orang untuk membuat kemasan clorot dengan sistem per 10 kemasan dihargai Rp5.000.

Untuk pemasaran, Salis menitipkan clorot ke pedagang di pasar-pasar yang ada di Purworejo dengan harga Rp7.000 per ikat. Dalam satu ikat terdapat 10 biji clorot, rata-rata pedagang menjualnya dengan harga Rp10.000 per ikat.