Cita-cita Ciptakan Rempah Terbaik untuk Indonesia

Kisah Inspiratif Irwan Hidayat, Dari Usaha Jamu Kecil Hingga Jadi Perusahaan Jamu Terbesar di Indonesia
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat

Siapa sangka, bermula dari hanya sekedar meracik jamu, kini menjadi perusahaan jamu terbesar di Indonesia. 


Awalnya, kedua orang tuanya merintis usaha jamu racikan untuk masuk angin yang kini dikenal dengan nama Tolak Angin.

Sosok Irwan Hidayat yang saat ini menjabat Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul TBk. ini memiliki peran penting sehingga yang awalnya hanya meracik kini telah menjadi industri jamu terbesar di Indonesia.

Bakan gurita bisnisnya saat ini tidak hanya pada industri jamu dan farmasi, tapi sudah merambah grup bisnisnya ke properti, salah satunya Mall, Apartemen hingga Hotel Tentrem. 

Tak heran, dengan segala bisnisnya yang sukses, membuat dia didapuk sebagai konglomerat Indonesia yang berada di posisi ke-30 dengan harta kekayaan mencapai US$1,35 miliar atau setara dengan Rp20,4 triliun.

Irwan Hidayat merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Yahya Hidayat dan Desy Sulistyo. 

Pria kelahiran Yogyakarta pada 23 April 1947 ini ternyata menghabiskan banyak masa remajanya di Semarang. 

"Jadi, saat kecil saya sering sakit-sakitan, sehingga diurus oleh nenek, yaitu Rakhmat Sulistio dan pindah menetap ke Semarang pada 1950,” ungkapnya.

Melansir dari Data Indonesia, Irwan sendiri sempat menempuh pendidikan sarjana di Universitas Trisakti, akan tetapi dia  memilih untuk tidak melanjutkannya.

Irwan milih bergabung dengan Perusahaan Keluarga di Sido Muncul mulai tahun 1969. 

"Saya bergabung di Sido Muncul mulai tahun 1969," tambah Irwan.

Diceritakan Irwan, awal mula bisnis keluarganya ini terbentuk dimulai dari sebuah bisnis susu, lalu lanjut ke toko roti, hingga akhirnya sang nenek mulai coba meracik jamu masuk angin pada 1930. 

Kemudian, pada 1951, Sido Muncul pun didirikan dan berkat respon pasar yang positif, membuat perusahaan ini mengubah status, dari yang sebelumnya CV menjadi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul pada 1975. 

"Kenapa saya dulu masuk ke bisnis keluarga? Ya, karena saya terpaksa, dulu kan hanya lulusan SMA. Mana mau perusahaan nerima saya. Apalagi, reputasi saya waktu SMA juga party, padahal pengen jadi kontraktor kayak teman lain,” ungkap Irwan. 

Masa-Masa Sulit 

Singkat cerita, pada 1970, Rakhmat Susilo yang merupakan pendiri sekaligus pemilik Sido Muncul mewariskan perusahaan tersebut kepada orang tua Irwan, Yahya Hidayat. 

Namun, hanya berselang setahun, Sido Muncul kembali diwariskan kepada Irwan lantaran Yahya meninggal akibat penyakit kanker liver. 

Secara resmi pada 1972, perusahaan Sido Muncul dipimpin oleh ibunya karena umur Irwan masih 24 tahun. 

Sementara itu, melansir dari situs perusahaan, Irwan menjabat sebagai Direktur Perseroan berdasarkan Keputusan RUPST tanggal 18 Mei 2016 dan diangkat kembali sebagai Direktur berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 27 November 2019. 

"Sejujurnya, 20 tahun pertama tidak ada kemajuan. Dari 1960 sampai 1990. Terus saya berpikir, kalau gitu niru aja pabrik farmasi, karena saat itu mereka bisnis dengan membangun kepercayaan, sehingga pelanggan terus datang,” ungkapnya. 

Tentu ide soal bisnis farmasi tersebut tidak serta merta datang, dirinya mengungkapkan bahwa dia pernah menghabiskan banyak waktu bekerja bersama sang Paman di bidang farmasi pada 1968. 

Alhasil, Irwan pun menguji produk ke lembaga pengujian obat, makanan dan minum, agar pembelinya dapat percaya dan merasakan khasiatnya. 

Bersama keempat adiknya, kerja keras Irwan berbuah hasil. Sido Muncul bangkit hingga menjadi pionir industri jamu di ranah nasional. Bahkan, Sido Muncul mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). 

Berbekal pencapaiannya tersebut, dia pun mulai melebarkan pasar seluas-luasnya, bahkan hingga ke ranah global. Sido Muncul pun melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode SIDO pada 2013. 

Dengan segala kesuksesannya, perusahaan ini kian memperkuat jaringan hulu dan hilir dalam proses pembuatan jamu. 

Melansir dari Forbes, pada 2021 keluarga tersebut menjual 21 persen saham ke Affinity Equity Partners yang berkantor pusat di Jakarta dengan tetap mengendalikan perusahaan tersebut. 

Kini, dengan mengembangkan lebih dari 150 produk jamu, baik bermerek maupun generik, nyatanya Irwan terus mengembangkan kerajaan bisnisnya, di mana sang keluarga mulai merambah ke bisnis hotel, mall hingga apartemen. 

Tentu, melalui beragam bisnisnya, menjadikan Irwan Hidayat masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes dengan mencapai US$1,35 miliar atau setara dengan Rp20,4 triliun. 

Ciptakan Rempah Terbaik

Belum puas dengan keberhasilannya saat ini, Irwan Hidayat terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi. 

Untuk mewujudkan cita-citanya menciptakan rempah terbaik dibandingkan rempah luar negeri, Irwan Hidayat kini membangun Green House dan Pusat  Penelitian Tanaman Rempah Sido Muncul (PPRS).

"Di dalam Green House ini kita lakukan uji tanam berbagai jenis rempah yang ada di Indonesia. Dari penanaman ini kemudian kita lakukan penelitian," ujar Irwan.

Bahkan nantinya lanjut Irwan, untuk menciptakan rempah kualitas terbaik, Irwan akan mencoba menyilangkan.

"Saat ini kita lakukan uji tanam bahan-bahan baku untuk produk Tolak Angin seperti Stevia, Mint dan Jahe di dalam Green House yang menggunakan teknologi drip irrigation system dari Netafim," terangnya.

Kedepan, tidak hanya Stevia, Mint atau Jahe, Irwan juga akan mengembangkan rempah yang lain seperti Lempuyang dan Kapulaga juga untuk pengembangan tanaman Jahe, Kunyit, Kencur, Stevia, Mentha dan tanaman rempah lainnya.

Irwan juga menegaskan, jika hasil dari penelitian ini sangat bagus sesuai dengan harapannya, maka akan disalurkan kepada 150 kelompok tani mitra Sido Muncul.

"Yang jelas, dengan investasi Green House  dan Pusat Penelitian Rempah Sido Muncul ini, karena kami memiliki cita-cita menciptakan rempah yang berkualitas lebih bagus dibandingkan dengan tanaman rempah dari India, Vietnam maupun Thailand," pungkas Irwan.