Tak hanya teori, Siswa SDN 1 Kuripan Purwodadi Grobogan Jawa Tengan, dapatkan pelajaran praktik pembuatan pupuk organik dari bahan alami sampah.
- Ingin Daftar Pelatihan Kerja dan Keterampilan?
- Senilai 25 Juta Dolar AS, UKSW Gandeng EON- Reality Terapkan Teknologi Pembelajaran AVR
- Disdik Harap Identitas Pelaku Perundungan Tidak Menyebar
Baca Juga
Meski praktiknya terbilang cukup mudah, namun banyak masyarakat belum menerapkan cara tersebut. Hal itu dapat dilihat masih banyaknya sampah yang dibuang begitu saja hingga menimbulkan bau tak sedap.
Melihat kondisi itu, Nur Hisyam Tasliman warga Jagalan Purwodadi Grobogan pun gerah. Ia ingin, masyarakat yang awalnya sering membuang sampah begitu saja dapat memanfaatkan sampah sebagai pupuk.
Guna merealisasikannya, ia mulai dari lingkungan sekolah yakni memberikan pemahaman kepada siswa tentang pemanfaatan sampah, baik teori hingga praktik.
Melihat saat ini banyak sampah yang minim pengelolaanya sekaligus tingginya harga pupuk. Ia berharap pupuk alami dapat menjadi solusi alternatif.
Ia menjelaskan, untuk merubah sampah menjadi pupuk organik setidaknya memerlukan waktu selama dua bulan.
"Awal niat adalah untuk mengajarkan pada siswa agar bisa memilah sampah organik dan unorganik, kemudian cara memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk yang menyuburkan," terang Hisyam, Rabu (11/9) sore.
Agar mudah diterima siswa, ia memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan pupuk organik, dengan metode ember tumpuk.
Tanpa enggan, ia pun memaparkan cara pembuatan ember tumpuk hingga metode pengolahannya. Yakni dengan menggunakan dua ember yang masih memiliki tutup dengan dilobangi bagian atasnya, kemudian memasukan ember kedua pada lobang yang disediakan.
"Pada ember bagian atas, dilobangi bagian bawahnya untuk rembesan air, sedangkan di bagian atas ditutup rapat dan diberi empat lobang untuk masuknya induk lalat Black Soldier Fly," ujarnya.
Dikatakannya, agar microba tercipta, sampah organik yang diolah adalah jenis sampah organik dari buah, setelah dihinggapi lalat jenis BSF akan bertelur dan menetaskan magot.
"Ketika magot sudah bekerja baru bisa ditambahkan jenis sampah organik lainnya untuk meningkatkan hasil pupuknya," imbuhnya.
Ia memastikan, lalat yang menelurkan magot adalah lalat baik dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Terlebih, ras lalat BSF mampu mengusir lalat lainnya dari lokasi.
"Tehnik ini, saya dapatkan dari dosen UGM Pak Nasih Widya Yowono, mudah-mudahan bermanfaat untuk masyarakat," terang dia.
- LPG Langka, Polda Jateng Waspada Penyalahgunaan Di Seluruh Kabupaten Dan Kota
- KAI Belum Perbaiki Lagi Jalur Rel Jakarta Surabaya Di Gubug
- Jalur Jakarta-Surabaya Selesai Perbaikan, Tapi KAI Terapkan Kembali Pengalihan Rute