Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kendal, Wynne Frederica yang lebih akrab dipanggil dengan Chacha Frederica merasa geram dengan adanya data yang menyebut angka stunting di Kendal sudah turun delapan persen.
- Soroti Persoalan Stunting, Hendi Minta Dukungan Tim Penggerak PKK
- Pemkot Semarang Tambah Lokasi Pelaksanaan Vaksin Di Wilayah Positif Covid-19 Tinggi
- Hendi Sebut Perbedaan Data Pusat dan Daerah Jadi Persoalan Penanganan Stunting
Baca Juga
Hal itu idisampaikan Chacha usai acara penandatanganan kerja sama antara TP PKK Kabupaten Kendal dengan Rumah Sakit Islam Kendal dan Baznas Kabupaten Kendal, di Rumah Dinas Bupati, Kamis (31/3).
“Bohong kalau angka stuntingnya tinggal 8 persen tapi yang benar itu masih 15 persen dari jumlah total balita di Kendal. Saya geram kalau dengar itu sejak dulu karena angkanya ngga berubah," kata Chacha.
Lebih lanjut Chacha menjelaskan angka itu tidak berubah karena ada yang salah dalam cara menimbang balita di Kabupaten Kendal.
Posyandu saat menimbang balita masih banyak yang salah yakni posisi bayi masih menggunakan baju atau popok.
“Saya sudah pernah bilang waktu itu kunjungan di daerah Bandengan, saya sudah pernah bilang kepada seluruh Puskesmas di Kendal untuk tidak menimbang balitanya saat memakai baju yang berat atau popok yang tidak proporsional,” jelasnya.
Untuk itulah, dirinya sekali lagi berpesan kepada para tenaga kesehatan dan pengurus TP PKK di kecamatan maupun di desa yang ada di Kendal, untuk memberikan data yang benar dan amgka timbangan yang riil tentang kondisi balita.
“Kalau memang angka stunting kita tinggi ya ngga usah takut. Kita ingin riilnya saja dan ngga usah ditutup-tutupin. Apalagi dengan ketambahan berat popok atau baju yang dipakai si bayi. Kita terbuka sajalah apa adanya kondisi balita kita. Jangan asal ABS lah," ujarnya.
Angka tertinggi stunting di Kendal itu ada di wilayah kecamatan Boja, dengan 600 stunting serta masih beberapa desa lagi.
"Adanya data tersebut kita bisa melakukan pencegahan dengan memberikan nutrisi gizi dan penanganan lainnya, supaya tidak semakin bertambah. Kecamatan Boja angka stunting ada 600, dan sejumlah desa lainnya,” tambahnya.
Jadi menurutnya, TP PKK Kendal melakukan perjanjian kerja sama dengan melibatkan Baznas Kabupaten Kendal dan RSI Kendal, dalam rangka pencegahan stunting dan juga pemeriksaan ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK).
" Untuk pencegahan stunting dan pemeriksaan ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK), kita bekerjasama dengan RSI Kendal dan Baznas Kendal," terangnya.
Ketua Baznas Kabupaten Kendal, Syamsul Huda menyambut baik adanya kerja sama antara TP PKK dengan Baznas dan RSI Kendal.
Menurutnya, pencegahan stunting ini merupakan komitmen Baznas untuk membantu pemerintah dalam pengentasan gizi buruk demi mencetak generasi penerus bangsa yang unggul.
“Stunting bukan hanya masalah pemerintah saja, namun seluruh masyarakat harus turun tangan ikut berperan aktif bergerak melakukan pencegahan hingga pengentasan. Baznas siap menjadi inisiator untuk mengajak berbagai pihak bergerak bersama memutus mata rantai stunting dengan berbagai program berbasis nutrisi,” kata Huda.
Ditambahkan, program pencegahan stunting bisa dikemas dalam berbagai kegiatan. Namun saat ini baru sebatas pemberian bantuan medis, seperti pemeriksaan ibu hamil dan pengukuran status gizi.
“Baznas juga akan melakukan pengecekan ibu hamil KEK sesuai data, dan akan kita berikan bantuan jika memang benar-benar membutuhkan. Semoga Rumah Baznas dapat terus memberikan kontribusinya dalam menurunkan angka stunting di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur RSI Kendal, dr Suhadi merasa bersyukur pihaknya dipercaya dan dilibatkan dalam penanganan stunting di Kabupaten Kendal. Menurutnya stunting bukan hanya terjadi pada saat balita sudah lahir, namun saat masih di dalam kandunganpun anak juga bisa mengalami stunting.
Ketika si ibu hamil dan kekurangan berbagai gizi, itu bisa melahirkan bayi-bayi dengan istilah berat badan rendah dan sebagainya. Kalau sudah begitu, lanjut Suhadi, pemberian gizinya akan sulit.
“Peran RSI Kendal yakni pemeriksaaan ibu hamil dan janinnya yang masih dalam kandungan. Kemudian pemberian vitamin mikro maupun makro dan nutrisi. Yang ketiga pemenuhan gizinya juga edukasi,” pungkas Suhadi.
- Vaksinasi Untuk Negeri Dukungan OJK dan IKA UNS
- Satpol PP Bongkar Lapak Pedagang Ternak Terpapar PMK
- MPR RI : Penanganan Stunting Harus Menjadi Kepedulian Bersama